Strategi dan Perencanaan Pengembangan Keagamaan Pada Anak Usia Dini

  A.       Strategi Pengembangan Keagamaan Pada PAUD 1.        Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT Diantara cara membimbing anak menuju akidah yang benar adalah dengan mendidik mereka untuk mencintai Allah. Pendidikan ini harus diberikan sejak   ini. Pada saat tersebut, mulailah mereka diperkenalkan kepada makhluk-makhluk Allah (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) yang terdekat disekitar mereka.   Selain itu, juga perlu diupayakan adanya keterikatan antara mereka dengan yang   telah menciptakannya, pemilik keagungan, pemberi nikmat, dan maha dermawan.   Dengan bentuk seperti ini anak pasti akan mencintai Allah (Rajih, 2008: 87-88) Rasa cinta kepada Allah beserta seluruh ciptaannya dapat diperkenalkan pada anak usia dini melalui pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik tersebut akan mengenalkan akan pada makhluk ciptaan Allah sekaligus mengenalkan anak untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan proses mengamati. Menciptakan rasa cinta kepada Allah juga diikuti oleh men

Gadget dalam Al-Qur’an

Oleh : Diana Pramesti Ayu Nugraheni, K1A015055




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat dapat dikatakan sangat  pesat. Dalam perkembangannya, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong oleh seberapa besar masyarakat mampu memperoleh suatu informasi yang didapatkan sehingga mampu mempermudah pekerjaan manusia tidak terkecuali dalam beribadah. Untuk memperoleh sebuah informasi diperlukan suatu informan yang dapat  membantu seseorang dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, salah satunya adalah penggunaan gadget. Penggunaan gadget di masyarakat dipercaya dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia karena penggunaannya yang ringan dan dapat dibawa kemana saja ketika dibutuhkan.
Seiiring dengan kemajuan penggunaan gadget dalam masyarakat, dunia teknologi memberikan beberapa fitur aplikasi yang mudah diunduh dan dipergunakan untuk menunjang umat muslim dalam menjalankan ibadah, salah satunya aplikasi Al-Qur’an. Ragam aplikasi Al-Qur’an ini dapat diunduh diberbagai macam perangkat keras seperti netbook, komputer, bahkan ponsel yang biasa dibawa kemanapun sehingga secara otomatis aplikasi Al-Qur’an ini dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Selain itu, aplikasi Al-Qur’an ini mempermudah umat muslim bertilawah maupun mengkaji kitab suci, karena ilmu pengetahuan sendiri tidak lepas dari isi Al-Qur’an yang merupakan wahyu yang diberikan oleh Allah SWT. Membaca Al-Qur’an juga merupakan salah satu bentuk penghambaan dan kewajiban umat muslim kepada Allah SWT. Namun, perkembangan aplikasi Al-Qur’an ini membawa kekhawatiran di kalangan umat muslim, salah satunya hukum Mushaf. Apakah hukum mushaf ini berlaku pada aplikasi Al-Qur’an? Adab apa saja yang seharusnya dilakukan umat muslim dalam membaca Al-Qur’an? Lalu apakah membaca Al-Qur’an dalam Islammelalui gadget diperbolehkan? Apakah membaca Al-Qur’an melalui gadget diharuskan bersuci terlebih dahulu?
Berdasarkan uraian latar belakang diatas. Penulis akan menggali lebih dalam mengenai pandangan Islam dalam penggunaan Al-Qur’an di gadget ini.

B.       Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.    Mengetahui dan memahami bagaimana cara pandang Islam dan adab umat muslim dalam membaca Al-Qur’an melalui gadget.
2.      Memenuhi tugas individu mengenai Islam kontemporer pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

C.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian gadget, Al-Qur’an, dan aplikasi Al-Qur’an?
2.      Bagaimana hukum membaca kitab suci Al-Qur’an melalui gadget?


BAB II
ISI

A.      Pengertian gadget, Al-Qur’an, dan aplikasi Al-Qur’an.
Gadget adalah perangkat elektronik yang praktis dan bermanfaat bagi manusia, yang membuat gadget ini berbeda dengan perangkat elektronik lainnya adalah perkembangannya yang sangat pesat dan selalu mempunyai pembaharuan dalam setiap perkembangannya serta mempunyai sifat yang praktis dalam peggunaannya. Dapat dikatakan gadget, karena gadget ini terdiri dari sekumpulan perangkat elektronik vital bagi manusia seperti televisi, radio, jam tangan, komputer, kalkulator, kamera dsb dalam satu buah perangkat atau biasa dikenal sebagai smartphone. Selain terdiri dari perangkat, gadget juga terdiri dari fitur – fitur tambahan untuk menambah dukungan dalam penggunaan gadget seperti software aplikasi (Febby,2015).
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat islam diseluruh dunia yang berisi wahyu – wahyu Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada nabi – nabiNya untuk kemudian disampaikan kepada pengikutNya dan digunakan sebagai pedoman hidup manusia dalam berhubungan dengan Tuhannya maupun dengan makhluk hidup lainnya. Al-Qur’an sendiri berisi hukum – hukum dan ajaran islam yang bertujuan untuk mengatur kehidupan manusia di dunia, serta petunjuk yang dapat membantu manusia keluar dari kegelapan ke jalan yang terang. Tidak ada keburukan didalamnya, oleh karena itu umat muslim diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an oleh Allah SWT(Adinawas. 2014)
Aplikasi atau perangkat lunak adalah salah satu program siap pakai yang dibuat untuk melakukan sebuah tugas atau instruksi – instruksi tertentu yang memiliki fungsi dan tujuan tertentu(Sulaidin,2016). Jadi aplikasi Al-Qur’an sendiri merupakan Al-Qur’an atau kitab suci bagi umat islam yang dikemas dalam bentuk software atau pemrograman yang dapat digunakan dalam setiap gadget untuk dapat diakses secara efektif dan efesien dalam menunjang kegiatan beribadah oleh setiap muslim.

B.       Hukum Membaca kitab suci Al-Qur’an melalui gadget
Membaca Al-Qur’an adalah salah satu bentuk ibadah umat muslim. Membaca Al-qur’an merupakan perintah pertama dari Allah SWT sebelum melakukan ibadah – ibadah yang lainnya. Perintah ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril yang dijelaskan didalam Q.S. Al-Alaq ayat 1-5:
yang artinya “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Allah memerintahkan kepada manusia untuk membaca ayat – ayat Allah, surat tersebut diturunkan diawal kenabian. Ketika itu Rosulullah SAW tidak tahu dalam tulis menulis dan tidak mengerti tentang keimanan. Kemudian malaikat Jibril datang membawa wahyu dari Allah dan memerintahkan Rosulullah untuk membacanya, beliau mengatakan kepada malaikat Jibril bahwa beliau tidak dapat membaca, kemudian malaikat Jibril menjawab “bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan”. Berdasarkan ayat tersebut, surat Al-‘Alaq adalah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah yang memerintahkan manusia untuk membaca dengan menyebut nama Allah, ayat ini menunjukan bahwa Allah adalah Tuhan yang harus disembah, Dialah Tuhan yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Allah juga menegaskan bahwa Ia adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan, dan dari sini Allah memerintahkan manusia untuk membaca, menelaah dan memperhatikan ciri – ciri serta tanda – tanda kekuasaan Allah. Dari surat ini Allah menjelaskan pula asal mula diciptakannya manusia, yaitu dari segumpal. Manusia lahir dalam keadaan bersih dan suci dan tidak mengetahui apapun, oleh sebab itu Allah memerintahkan hal pertama yang dilakukan manusia adalah membaca yang dimaksudkan adalah belajar (Ibnu Katsir, 2012).
Membaca Alqur’an termasuk amalan yang sangat mulia, dan Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi umat muslim yang melakukannya meskipun tidak mengerti arti dan maknanya.
Orang mukmin yang membaca Al Qur'an bagaikan jeruk limau yang mempunyai bau yang harum dan rasa yang enak dan orang mu'min yang tidak membaca Al Qur'an itu bagaikan buah kurma yang tidak berbaunya namun enak rasanya. Dan orang munafik yang membaca Al Qur'an itu bagaikan buah raihanah harum baunya tapi memiliki rasa yang pahit dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an itu bagaikan buah hanzhalah tidak ada baunya dan pahit rasanya"(HR. Bukhari dan Muslim).
Bagaimana adab yang dilakukan ketika kita membaca Al-Qur’an? Lalu bagaimana jika kita membaca Al-Qur’an melalui fitur aplikasi yang terpasang didalam gadget? Karena Al-Qur’an adalah  kalamullah atau firman Allah, kita tidak boleh sembarangan dan seenaknya ketika membaca Al-Qur’an. Ada beberapa adab yang harus dilakukan ketika membaca Al-Qur’an, yaitu:
1.      Membaca Al-Qur’an dengan berniatkan ikhlas mengharap ridho Allah bukan untuk mencari dunia atau pujian.
2.      Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan bersih dan mulut yang bersih.
3.      Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Namun, ada beberapa ulama yang memperbolehkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan berhadast kecil. Dalil yang mendukung bahwa menyentuh Al-Qur’an harus dalam keadaan suci.
عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ
Dari Abu Bakar bin Muhammad  bin ‘Amr  bin Hazim dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang yang suci. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).
4.      Membaca di tempat yang bersih dan suci.
5.      Duduk dengan  posisi menghdap kiblat dan hati yang penuh dengan ketenangan.
6.      Memula membaca Al-Qur’an dengan  membaca ta’awudz a’udzu billaahi minasy syaithonir rajiim”. Perintah untuk membaca ta’awudz disebutkan pada ayat:
          فَإِذَاقَرَأْتَالْقُرْآَنَفَاسْتَعِذْبِاللَّهِمِنَالشَّيْطَانِالرَّجِيمِ
Artinya: “Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah SWT dari syaitan yang terkutuk.
7.      Disunnahkan membaca Al-Qur’an dengan tartil, artinya membaca Al-Qur’an secara pelan – pelan dan tenang. Firman Allah pada Q.S.Al Muzzamil ayat 4 “.....dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil”. Membaca Al-Qur’an secara tartil dapat mendapatkan ketenangan hati dan meningkatkan kecintaan serta rasa hormat kepada Al-Qur’an (Abduh, 2015)
Lalu bagaimana jika kita membaca Al-Qur’an melalui gadget? Apakah hukum diatas berlaku ketika kita membaca Al-Qur’an melalui gadget?Lantas apakah pahala yang diterima ketika membaca Al-Qur’an sama dengan membaca Al-Qur’an melalui gadget?Karena membaca Al-Qur’an adalah membaca firman Allah, dan menganggungkan firman Allah adalah kewajiban umat muslim maka sebaiknya kita mengambil wudhu terlebih dahulu sebelum membaca Al-Qur’an. Selain itu membaca Al-Qur’an adalah membawa mushaf maka disyaratkan suci dari hadast terlebih dahulu. Namun, gadget yang mengandung konten atau aplikasi Al-Qur’an tidak dapat dikatakan mengandung mushaf, karena sifat mushaf yang terdapat dalam Al-Qur’an berbeda dengan sifat mushaf yang ada pada aplikasi Al-Qur’an yang hanya bersifat gelombang dari huruf yang ada pada layar gadget. Oleh karena itu,membaca Al-Qur’an melalui gadget dibolehkan atau tidak diharuskan untuk bersuci atau berwudhu terlebih dahulu.
Membaca Al-Qur’an melalui gadget juga dilakukan di tempat – tempat yang bersih dan suci, tidak meletakan di sembarang tempat misal di tempat yang kotor atau di toilet. Apabila gadget yang mengandung aplikasi Al-Qur’an tersimpan di dalam celana atau di bawa ke toilet maka aplikasi tersebut harus ditutup terlebih dahulu sehingga kita selalu menghormati kitab Allah SWT. Membaca Al-Qur’an melalui gadget juga dilakukan dengan bacaan tartil dan bernada dan harus dibaca sesuai hukum bacaanya. Lalu bagaimana dengan pahala yang didapatkan ketika membacaAl-Qur’an melalui gadget? Terkait dengan hal tersebut tidak ada perbedaan antara membaca Al-Qur’an melalui gadget. Karena membaca Al-Qur’an ini tergantung pada diri kita masing – masing bagaimana kita memuliakan Al-Qur’an serta keihklasan dalam membaca Al-Qur’an. Bahkan, aplikasi Al-Qur’an yang terdapat dalam gadget ini juga bermanfaat bagi wanita – wanita yang sedang mengalami datang bulan. Sehingga, tidak ada alasan untuk tidak mempelajari atau mengkaji Al-Qur’an. Ketika dalam keadaan mendesak aplikasi Al-Qur’an juga bermanfaat karena aplikasi Al-Qur’an secara tidak langsung tersimpan di dalam gadget. Namun, sebagai umat muslim sebaiknya kita selalu memuliakan kitab – kitab Allah SWT dengan selalu membawa Al-Qur’an kemanapun, kapanpun, dan dimanapun kita berada.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Gadget adalah suatu perangkat elektronik yang praktis dan bermanfaat bagi manusia. Seiring perkembangan zaman, gadget selalu mempunyai pembaharuan dalam penggunaannya. Salah satunya adalah aplikasi Al – Qur’an. Aplikasi Al – Qur’an ini dibuat untuk memudahkan manusia dalam membaca Al – Qur’an, karena di dalamnya terdapat konten Al – Qur’an yang dengan mudah dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Adab penggunaan aplikasi Al – Qur’an ini sama dengan ketika membaca Al – Qur’an secara langsung yaitu dalam keadaan yang suci dan terbebas dari hadast kecil ataupun besar, disunnahkan untuk menghadap kiblat, dan dilakukan secara ikhlas mengharap ridho Allah. Namun, penggunaan aplikasi Al – Qur’an ini diperbolehkan tidak mengambil air wudhu terlebih dahulu sebelum membacanya. Karena, mushaf yang ada didalam aplikasi Al – Qur’an tidaklah sama seperti mushaf yang terdapat dalam kitab suciAl – Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Tuasikal Muhammad. 2015. Adab Membaca Al –Qur’an. [online] https://rumaysho.com/11261-8-adab-membaca-al-quran.html.
Adinawas. 2014. Pengertian Al-Qur’an menurut Bahasa dan Istilah. [online] http://adinawas.com/pengertian-al-quran-menurut-bahasa-dan-istilah.html. Diakses pada tanggal 26 Juni 2016
Febby. 2015. Pengertian Gadget dan Penggunaannya. [online] http://pakarkode.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-tentang-gadget-gadget.html. Diakses pada tanggal 26 Juni 2016.
Hasibuhan, Sulaidin. 2016. Pengertian Aplikasi Komputer. [online] http://www.sulaidihasibuan.com/2015/03/pengertian-aplikasi-komputer.html. Diakses pada tanggal 26 Juni 2016.
Ibnu ‘Abbas. At-Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an Cetakan pertama, tahun 1426 H. Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi. Tahqiq: Abu ‘Abdillah Ahmad bin Ibrahim Abul ‘Ainain.
Ibnu Katsir. 2012. Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim terbitan dari Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.




Comments

Popular posts from this blog

ALIRAN NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

ORGANISASI PENDIDIKAN : JENIS DAN STRATEGI PENGUATAN

IPTEK dan Seni Dalam Pandangan Islam