PERBANDINGAN
“PENELITIAN
KUALITATIF dan PENELITIAN KUANTITATIF”
A.
Penelitian Kualitatif
Kirk dan Miller
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan orang-orang tersebut dalam
bahasa dan peristilahannya.
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang data-datanya bersifat deskriptif berupa:
kata-kata, catatan lapangan (pengamatan), dokumen, dan sejenisnya. Penelitian
ini bersifat lentur, flexibel sesuai dengan perolehan data di lapangan.
Peneliti berperan menjadi kendali di lapangan. Karakteristik atau ciri
penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1.
Latar Ilmiah
2.
Manusia sebagai alat (instrumen)
3.
Metode Kualitatif,
4.
Analisis data secara induktif
5.
Teori dari Dasar (Grounded Theory)
6.
Deskriptif
7.
Lebih mementingkan proses daripada hasil
8.
Adanya “batas”
yang ditentukan oleh “fokus”
9.
Ada kriteria khusus untuk keabsahan data,
desain yang sementara
10.
Serta hasil penelitian dirundingkan dan
disepakati bersama.
Penelitian ini
berusaha memahami secara personal dorongan dan keyakinan yang mendasari
tindakan manusia. Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena
sosial dari pandangan pelakunya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi
secara berpartisipasi, wawancara secara mendalam, dan metode lain yang
menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses
terjadinya peristiwa yang dialami oleh subjek penelitian.
Dalam
penelitian kualitatif ada atau tidaknya suatu atribut dalam suatu analisis isi
lebih penting daripada frekuensi atau bilangan yang diberikan kepada atribut
tersebut. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan
berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan
konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa menggunakan enumerasi,
dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan
tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tidak perlu dilakukan sebab
deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu, dan situasi
tertentu. Realitas berdimensi jamak, berubah dan saling berinteraksi, sehingga
peneliti dituntut waktu yang cukup lama di lapangan.
Data penelitian
kualitatif diperoleh dengan berbagai cara. Analisa data kualitatifpun berbeda
dengan analisi penelitian kuantitatif. Analisa data kualitatif bisa digunakan
dengan berbagai cara, dibawah ini akan dijelaskan tentang analisa data
kualitatif.
a.
Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan
menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Proses
analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data
yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang
deskriptif dan yang reflektif. Catatan
deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan. Catatan reflektif
lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Catatan
deskriptif lebih menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka
langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dengan jalan membuat
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.
Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan
langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau memberikan makna terhadap data.
b.
Pemrosesan satuan (unitying)
Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung
makna yang utuh dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain.
Satuan dapat berwujud kalimat faktual sederhana, Selain itu satuan dapat pula
berupa paragraf penuh. Satuan ditemukan dalam catatan pengamatan, wawancara,
dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar satuan-satuan tersebut mudah
diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu indeks dengan susunan satuan
yang dapat dipahami oleh orang lain.
c.
Kategorisasi
Kategorisasi disusun berdasarkan kriteria
tertentu. Mengkategorisasikan kejadian-kejadian mungkin saja mulai dari
berdasarkan namanya, fungsinya atau kriteria yang lain. Pada tahap kategorisasi
peneliti sudah mulai melangkah mencari ciri-ciri setiap kategori. Pada tahap
ini peneliti bukan sekedar memperbandingkan atas pertimbangan rasa-rasanya
mirip atau sepertinya mirip, melainkan pada ada tidaknya muncul ciri
berdasarkan kategori. Dalam hal ini ciri jangan didudukkan sebagai kriteria,
melainkan ciri didudukkan tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan
kejadian pada kategori berdasarkan cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi
setiap kategori sudah tepat.
d.
Penafsiran Makna
Langkah ketiga Noeng Muhadjir menggunakan
istilah pemaknaan, karena penafsiran merupakan bagian dari proses menuju
pemaknaan.
Beliau membedakan antara 1) terjemah atau translation, 2) tafsir atau
inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning. Membuat
terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan
media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain,
dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap berpegang
pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar dapat
dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas.
Ekstrapolasi lebih menekankan pada kemampuan
daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan. Memberi makna
merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai kesejajaran dengan
ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif manusia:
indriawinya, daya pikirnya dan akal budinya.
Di balik yang tersajikan bagi ekstrapolasi
terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan menjangkau yang
etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang muncul sebagai empiri dicoba
dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti individual, pola, proses,
latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Dalam langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah menjadikan ciri kategori
menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berupaya untuk mengintegrasikan
kategori-kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna hubungan antar
kategori sehingga hubungan antar kategori menjadi semakin jelas. Itu berarti
telah tersusun atribut-atribut teori.
e.
Perumusan Teori
Perumusan teori dimulai dengan mereduksi jumlah
kategori-kategori sekaligus memperbaiki rumusan dan integrasinya. Modifikasi
rumusan semakin minimal, sekaligus isi data dapat terus semakin diperbanyak.
Atribut terori yang tersusun dari hasil penafsiran atau pemaknaan dilengkapi
terus dengan data baru, dirumuskan kembali dalam arti diperluas cakupannya
sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu sudah tercapai dan peneliti
telah merasa yakin akan hasilnya, pada saat itu peneliti sudah dapat
mempublikasikan hasil penelitiannya.
B.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh
filsafat positifisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji
secara kuantitatif. Masksimalisasi objektivitas desain penelitian positivistik
ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur
dan percobaan terkontrol.
Disebut sebagai penelitian positivistik adalah karena penelitian ini hanya
mendasarkan kepada fakta-fakta positif yang didapatkan di lapangan penelitian.
Data yang berupa angka-angka yang telah dirumuskan dijadikan sebagai informasi
akurat dalam penelitian.
Kesimpulan yang dideduksi dari
angka-angka yang didapatkan dari penelitian adalah kesimpulan yang positif yang
tentu saja dengan memenuhi prosedur-prosedur pengambilan kesimpulan dalam
penelitian kuantitatif. Kesimpulan yang diambil dari metode dan rumus yang
valid, meski ternyata kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan sikap pada
masyarakat, maka kesimpulan tersebut tetap valid, karena ia diambil dari data
yang positif. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah dalam menentukan indikator,
instrumen atau sampel. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke
dalam penelitian kuantitatif non eksperimental yakni deksriptif, survei,
komparatif, korelasional dan penelitian tindakan.
Proses Analisis data kuantitatif
berbeda dengan analisis data kualitatif, dibawah ini akan dijelaskan mengenai
proses analisis data kuantitatif :
1. Proses
Pengolahan Data
a. Coding Data
atau Pengkodean Data
Pengkodean adalah pemberian lambang
tertentu dapat berupa nomor atau angka dalam suatu lembaran tabulasi yang sudah
dikumpulkan dan dapatlah dilakukan pengolahan data dengan melalui coding data.
Dan yang dimaksud dengan coding disini adalah usaha mengklasifikasikan
jawaban-jawaban para responden menurut macam-macamnya.
Klasifikasiitu dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban itu dengan
tanda kode tertentu, lazimnya dalam bentuk angka. Disini setiap macam jawaban
(atau secara teknis disebut “setiap kategori jawaban”) pada dasarnya berarti
menetapkan kategori mana yang sebenarnya tepat bagi sesuatu jawaba tertentu
itu.
b. Entering
Data atau Pemasukan Data
Pemasukan data ini adalah suatu cara
dalam membuat kode dengan menggunakan computer pada IBM coding sheet. Coding
sheet adalah lembaran kertas yang mempunyai 80 kolom dan 25 baris. Jika data
yang dikode melebihi dari 80 kolom, maka cara yang dilakukan adalah, pertama
menyambung data responden tersebut ke baris kedua. Kedua menyambung kode pada
baris yang sama kelembaran kedua dari coding sheet.
Sebelum kode dimasukkan dalam coding
sheet maka terlebih dahulu ditentukan kolom-kolom berupa yang digunakan oleh
variabel dan bagian format-formatnya. Hal ini diatur dalam buku kode (sebagai
panduan dalam mengisi kode kedalam coding sheet).
c.
Cleaning Data
Melakukan pengecekan kembali untuk
melihat keakuratan coding data. Cleaning data terdiri dari possibel code
cleaning dan contingensi cleaning.
Possible code cleaning adalah mengecek seluruh kategori variable pada tiap-tiap
kode. Sedangkan contingensi cleaning meliputi cross-clossifying dua variable
dan melihat dengan kemungkinan pada logika.
2.
Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitaif dibedakan
menurut banyaknya variable; hasil suatu variable; hasil satu variable
(univariat), hasil dua variable (multivariat). Sebelum analisis data dilakukan
peneliti diharuskan untuk mengetahui terlebih dahului jenis data apa yang akan
di analisis. Kemudian penentuan tehnik yang sesuai.
3.
Pengujian Teori
Pengujian teori dapat dilakukan
setelah dilakukan analisis data yang telah dikumpulkan. Pengujian ini dapat
dilakukan berdasarkan rumusan hipotesa yang diajukan sebab diketahui hipotesa
itu sendiri adalah terdiri dari adanya proposisi yang mencoba menggambarkan secara
ringkas tentang fenomena permasalahan yang didasarkan pada teori yang ada
KESIMPULAN
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang data-datanya bersifat deskriptif berupa:
kata-kata, catatan lapangan (pengamatan), dokumen, dan sejenisnya. Penelitian
ini bersifat lentur, flexibel sesuai dengan perolehan data di lapangan.
Peneliti berperan menjadi kendali di lapangan. Penelitian ini berusaha memahami
secara personal dorongan dan keyakinan yang mendasari tindakan manusia.
Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari pandangan
pelakunya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara berpartisipasi,
wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat
deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang
dialami oleh subjek penelitian.
Penelitian
kuantitatif didasari oleh filsafat positifisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Masksimalisasi
objektivitas desain penelitian positivistik ini dilakukan dengan menggunakan
angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
DAFTAR
PUSTAKA
Comments
Post a Comment