Oleh : Diyah Mega Lestari, K1A015024
Hedonisme dalam Perspektif Islam
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Indonesia merupakan
Negara yang memiliki letak strategis, berada diantara dua benua yaitu benua
asia dan Australia, serta dua samudra aitu samudra hindia dan samudra pasifik,
karena letaknya yang strategis Indonesia mengakibatkan Indonesia berada pada
jalur perdagangan dunia, Indonesia merupakan negaraa tropis yang memiliki tanah
dengan tingkat kesuburan tinggi sehingga Indonesia memiliki duamusim yang
memudahkan sector pertanian pesat di Indonesia. Brdasarkan letak strategis ini
mengakibatkan Indonesia banyak yang mengunjungi dari berbagai Negara di dunia,
hal ini mengakibatkan banyak sekali
kebudayaan yang masuk ke Indonesia, baik itu kebudayaan dari timur yang kaya
akan sopan santun maupun kebudayaan barat yang banyak menganut paham
liberalism.
Masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang terkenal terbuka dan ramah, namun masyarakat
Indonesia juga memiliki kebiasaan latah atau gampang mengikuti tren-tren masa
kini, apalagi dengan adanya globalisasi, dimana globalisasi merupakan proses
mendunia ang menghilangkan batas atau sekat terhadap Negara-negara di dunia
yang mengakibatkan adanya kebebasan atau kemudahan berkomunikasi, bertukar
informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, kapanpun dan dimanapun
bisa menggunakan media elektronik maupun media cetak. Adanya globalisasi ini
mengakibatkan masyarakat Indonesia lebih latah, banyak dianatara kita yang
menyaring kebudayaan dari luar, tapi banyak pula yang secara mentah-mentah
mereka telan tanpa menyaring atau menimbang baik buruknya terhadap kebudayaan
Indonesia yang lebih condong pada budaya islam. Salah satu contoh kebudayaan
yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia adalah sikap Hedonisme, dimana
sikap ini sangat tidak dianjurkan dalam islam karena pelakunya akan terjerumus
ke hal-hal buruk, seperti boros, mubadzir dan lain sebagainya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk:
1. mengetahui
dan memahami pengertian hedonisme, ruang lingkup, faktor-faktor yang
mempengaruhi hedonisme serta cara mengatasi budaya hedonisme yang sekarang
menjadi masalah besar bagi umat muslim saat ini.
2. Melengkapi
tugas individu pembuatan makalah tentang kajian islam kontemporer mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
itu hedonisme?
2. Apa
saja yang menjadi ruang lingkup hedonisme?
3. Apa
faktor yang mempengaruhi seseorang berperilakuhedonisme?
4. Bagaimana
pandangan agama islam tentang hedonisme?
5.
Bagaimana cara mengatasi budaya
hedonisme?
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
HEDONISME
Kata hedonisme diambil
dari bahasa yunani yaitu dari kata hedonismos dari akar kata hedone, artinya
kesenangan. Secara umum Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa
orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan
sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan ang menyakitkan.
Gaya hidup hedonisme
adalah suatu pola hidup yang bertujuan
untuk mencari kesenangan hidup dunia, seperti sering keluar rumah, lebih banyak
bermain, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta ingin menjadi
pusat perhatian.
Hedonisme merupakan
Sebuah pandangan hidup yang menyatakan bahwa kesenangan adalah segalanya, Padahal
kesenangan yang diperoleh dari hasil
hedonisme sendiri hanya menghasilkan kesenangan materi, yaitu sesuatu yang
bersifat semu, sesaat dan tidak berlangsung lama, serta kesenangan yang
diperoleh tidak akan membuat hati tenang karena selalu digelayuti oleh rasa
ingin memiliki sesuatu yang baru lagi dan terus menerus tanpa adanya rasa puas dan menjadikan kita seseorang ang
kurang pandai bersyukur apabila keinginan untuk memiliki sesuatu tidak
tercapai.
Kondisi hedonisme ini
sangat banyak kita temukan pada kehidupan pelajar, terutama mahasiswa.
Mahasiswa yang dikenal dengan agen of change inilah yang justru membuat pasar
hedonism ini berkembang, hal ini disebabkan karena di suatu kampus banyak
mahasiswa yang berasal dari berbagai macam suku budaya, strata keluarga yang
berbeda-beda yang kebanyakan dari mereka adalah orang-orang berduit yang selalu
memperhatikan penampilan luar, sehingga hal ini memicu mahasiwayang lain untuk
mengikuti tren yang sedang ramai di masa kini. Lalu Masih pantaskah mahasiswa
diberi label agen perubahan atau intelektual muda? Seseorang yang menjalankan peran maksimal sebagai agen perubahan,
yang terjadi justru berkembangnya budaya hedonisme dikampus-kampus. Mahasiswa
sekarang cenderung lebih memperhatikan kesenangan dan kenikmatan dalam
menjalani hidup. Kepekaan terhadap Kepedulian lingkungan sekitar mulai pudar
oleh kilau kenikmatan sesaat. Kebanyakan hidup mahasiswa saat ini adalah gaya
hidup kelas menengah ke atas dengan ciri mengkonsumsi produk dan gaya hidup
yang serba modern. Mahasiswa sering kali diilustrasikan dengan sibuk mengejar
urusan cinta dengan pola hidup yang menonjolkan tampilan fisik. Fenomena
hura-hura ini kerap ditemui di kampus.Semakin jarang terdengar percakapan
akademis di lingkungan mahasiswa. Percakapan mereka lebih didominasi masalah
fashion, fun ( sinetron dan film terbaru ), food, serta aneka bentuk hedonisme
lainnya.
B. RUANG
LINGKUP HEDONISME
Ruang lingkup itu sangat luas,
dimana perilaku hedonisme dalam mencari kesenanangan hidup dapat dikelompokan
dalam melakukan 3f, diantaranya sebagai berikut:
1. Fun
( hiburan )
Salahsatu
bentuk hiburan yang sering disenangi remaja saat ini adalah televisi.
Jika ditinjau dari acara yang ada di televisi, maka dapat dilihat bahwa
sebagian besar acaranya didominasi oleh tontonan yang lebih mengarah ke
perbuatan dosa, seperti mengajarkan remaja untuk bertindak radikal, bergaya
hidup modern serta kurang mendidik, bulan ramadhan ini pun bahkan dijadikan
sebagai media untuk melalukan hedonism, seperti banyaknya iklan model baju
terkini yang dipamerkan dengan iming-iming untuk lebaran. Fun ini sangat
berbahaya bagi kondisi umat islam apalagi bagi anak kecil yang belum tau sama
sekali tentang bahaya dari hedonism, yang tidak diimbangii dengan adanya filter
serta perlindungan dari orang tua dapat menimbulkan kesalahpahaman anak-anak
dalam menyikapi hal tersebut.
Salah satu hiburan yang paling disenangi remaja saat
ini selain televise yaitu musik, akhir-akhir ini musiklah yang merajai industri
elektronik. Setiap pagi, siang, dan petang televisi menyiarkan hiburan musik.
Bahkan disaat mereka belajar, santai, tidur pun selalu didampingi musik,
padahal di islam telah diajarkan apabila hati gundah dan jiwa lelah dianjurkan
untuk membaca atau memperdengarkan ayat-ayat alqur’an, realita yang terjadi
saat ini sangat kontras dengan aturan Allah.
Selain televisi dan musik, ada hiburan yang juga
dapat menyebabkan kita berperilaku hedonisme, yaitu handphone atau yang sering dinamakan “hp”. Berjuta manfaat yang ada
di hp membuat perkembangannya sangat pesat, Hampir semua orang memakai hp baik
dari dari kalangan bawah sampai ke kalangan atas, baik dari anak kecil sampai
nenek kakek yang sudah tua.Hp memang sangat berguna di era modern ini, karena
dapat mempermudah kita dalam mengakses berbagai macam informasi, dan berkomunikasi.
Namun selain banyak kegunaannya, hp pun terbilang sangat membahayakan bagi
mereka yang tidak bisa selektif dalam memanfaatkan teknologi, Madhorot dari hp
juga dapat berdampak pada perilaku hedonisme, banyak remaja yang beranggapan
bahwa mempunyai hp canggih dapat meningkatkan derajat pergaulan di lingkungan,
jadi semakin canggih hp yang dimiliki semakin dihormati dalam artian dipandang
keren, oleh karena itu banyak remaja yang berlomba-lomba mempunyai hp canggih
dengan model terbaru yang sedang ngetren di pasaran hp.
2. Fashion
Fashion tidak ketinggalan juga merasuk pada semua
orang, mulai dari muda-mudi hingga yang tua terutama yang wanita. Dapat dilihat
dari cara mereka menarik konsumen, dari istilah “ketinggalan zaman” sampai
istilah “tren mode”. Hal tersebut apabila dipikirkan dan direnungkan hanyalah
akan membuat orang semakin kurang PD (percaya diri), memboros-boroskan uang dan
hanya gengsilah yang didapat serta kesenangan yang sesaat, sebaiknya kita
sebagai muslim mampu menahan kesenangan itu, karena hanya sesaat dan Allah SWT
telah berjanji dalam alqur’an barang siapa yang meninggalkan hal-hal yang
bersangkutan dengan hedonism (pakaian mewah, walaupun ia mampu untuk
membelinya), Allah akan menggantinya kesenangan yang kekal di Surga,
sebagaimana hadist nabi yang artinya:
“Rosulullah
SAW bersabda: “ siapa yang meninggalkan pakaian mewah-mewah karena tawadhu
kepada Allah, padahal ia mampu membelinya, Allah akan memanggilnya di hari
kiamat sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakaian mana yang
dikehendakinya” ( HR. Attirmidzi ).
Seorang mukmin, tidak mengapa berpakaian yang indah
dan baik.Apabila semata-mata karena Allah atau untuk menyenangkan suami atau
istri tetapi rapi dan pantas dipakainya, dan yang paling penting pakaian
tersebut tidak memperlihatkan aurat atau menonjolkan aurat. Dalam firman-Nya
yang Artinya: “ hai anak adam, pakailah
pakaianmu yang indah disetiap ( memasuki ) masjid, makan dan minumlah, dan
jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”.( QS. 7:31 ).
Yang dimaksud dengan janganlah berlebih-lebihan
adalah janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh ( serta tidak
terlalu menampakkan kemewahan karena hanya akan mengakibatkan ria dihati juga )
dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
3. FOOD
Akibat globalisasi, makanan di era globalisasi ini
pun tidak mau ketinggalan.Sebagaimana dapatdilihat, sangat banyaknya
makanan-makanan asing terpampang disana sini. Apabila dianalisis, kebanyakan
mereka hanyalah latah saja mengikuti mode saat itu, padahal jika dilihat, apa
yang dianggap sebagai makanan gengsi disini, di negeri orang sana hanyalah makanan
orang-orang kalangan bawah saja. kita sebagai kaum muslim harus mampu memilah
mana yang halal dan mana yang haram, jangan hanya mementingkan rasa, dan
sebagainya.
C.
HEDONISME DALAM PANDANGAN ISLAM
Tantangan terbesar bagi
remaja muslim saat ini adalah budaya hedonisme (dimana pada hedonisme ini
kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup ) yang seolah sudah
mengurat nadi. Budaya yang bertentangan dengan ajaran islam ini digemari dan
dijadikan sebagai gaya hidup anak muda masa kini, kaya atau miskin, ningrat
atau jelata, sarjana atau kaum proletar (masyarakat kelas bawah ), di desa
ataupun di kota seolah sepakat menjadikan hedonisme yang sejatinya kebiasaan
hidup orang barat ini sebagai “tauladan” dalam pergaulannya.
Firman Allah SWT,
“dan orang-orang yang zalim
hanya mementingkan kenikmatan yang mewah
yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.’ (Qs. Huud:
116). Bahkan yang lebih meresahkan lagi budaya hedonisme seolah telah menjadi
ideologi bagi kaum muda yang tidak tabu lagi untuk dilakukan.
Banyak manusia yang
melakukan hedonism tetapi rajin beribadah, Dua peran itulah yang sebenarnya
mencerminkan berlakunya prinsip religius yes, hedonisme yes, atau agama tetap
diperankan sebagai cermin dirinya yang berasal dan dibesarkan di lingkungan
beragama, sementara ketika dirinya masuk di lingkaran pergaulan dunia
selebriti, agama tak lagi harus di perankan sebagai kekuatan suci yang
mengawalnya. Agama saat masuk dunia hedonis ini berhak dikalahkan atau
dipinggirkan dan digantikan oleh gaya hidup berbingkaikan hedonisme. Prinsip
tersebut tampaknya sedang memperoleh tempat tertinggi dalam tayangan televisi.
Kata religius yes, hedonis yes seolah sudah melekat erat dalam konstruksi
manajemen pertelevisian kita.
Kebanyakan remaja saat
ini lebih menyukai kesenangan sesaat dibandingkan melihat dampak buruk dari
hedonisme itu sendiri.Adanya kebebasan, banyak sekali remaja yang terjerumus
dalam pergaulan bebas, narkoba, aborsi, dan silau dengan gemerlapnya demokrasi
liberalisme. Banyak sekali dampak buruk dari budaya hedonism, oleh sebab itu
kita sebagai muslim yang baik, kita harus mampu menjaga diri kita agar tidak
terjebak ke hal tersebut, untuk yang sempat tergilas budaya hedonism, kita
harus mampu menghilangkan gengsi kita agar mampu keluar dari putaran sesat
tersebut, karena segala sesuatu yang memberikan dampak negatif bagi pelakunya
itu adalah hal yang tidak dibolehkan dalam islam.
D.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HEDONISME
Gaya hidup
hedonisme tentu ada penyebabnya. Sebagian besar disebabkan oleh fator luar,
adapun faktor ekstrinsik (faktor yang datang dari dari luar ) yang memicu emosi
mereka menjadi hamba hedonisme, antara lain:
1. Orang
tua dan para kerabat
Orang tua dan kerabat adalah penyebab utama seorang
anak berperilaku menjadi hedonisme, adapun contoh orang tua dan kerabat yang
mempengaruhi seseorang berperilaku hedonisme adalah:
a. orang
tua tidak banyak mencampur tangan anak tentang hal spiritual, sehingga
mengakibatkan anak lebih condong pada masalah dunia ( pujian manusia ) yang kemudian
dengan berbagai cara anak tersebut berusaha dengan melakukan sesuatu agar
mendapat pujian, salah satunya dengan berperilaku hedonisme.
b. Orang
tua lalai untuk mewarisi anak dengan norma dan gaya hidup timur yang punya
spiritual
c. Sebagian
orang tua jarang yang ambil pusing apakah anak sudah melakukan sholat atau
belum, apakah lidahnya masih terbata-bata membaca alif-ba-ta atau sudah lancar,
mereka justru lebih sering menanyakan nilai anaknya di sekolah, prestasi, teman
bermain, serta pacarnya dari keluarga yang bagaimana, bibit bebet bobotnya,
mereka lebih senang menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan masalah dunia,
sehingga anak-anak bersemangat untuk mencapai keberhasilan dunia tidak menomor
satukan ibadah, sehingga perbuatan yang dilakukanjauh dari prinsip agama,
justru malah melakukan perbuatan yang dilarang agama, seperti hedonism.
d.
Tidak sedih jika melihat remaja mereka
kalau tidak mengerti dengan nilai ibadah. Sering kita jumpai masyarakat yang
acuh jika melihat remaja dilingkungannya jauh dari jalan yang agama,seakan-akan
mereka tidak peduli karena bukan anaknya, padahal dalam islam mengajarkan bahwa
semua umat islam itu bersaudara, hal ini mengakibatkan remaja merasa tidak
canggung ketika melakukan hal-hal yang tidak dianjurkan dalam islam.
2. Faktor
bacaan
Faktor bacaan bisa mencuci otak remaja khususnya
mahasiswa untuk berperilaku hedonisme. Kebiasaan mahasiswa yang senang membaca
dan haus akan informasi-informasi terkini, sehingga banyak dijumpai mahasiswa
yang pulang kampus pergi dulu ke tempat keramaian, pasar dan minimalnya mampir
dikios penjualan majalah dan tabloid, bahkan sekarang mereka bisa mencari
informasi dengan mudah melalui internet. Mereka akan lebih tertarik bacaan
tentang trend atau gaya hidup terbaru dan intertainment sehingga menimbulkan
keinginan untuk meniru dan mengikutinya.
3. Faktor
tontonan
Faktor
tontonan juga sangat mempengaruhi kebiasaan remaja, karena remaja ini merupakan
manusia yang sedang mencari jatidirinya sehingga ketika apa yang mereka lihat bagus,
maka mereka akan berusaha mengikuti atau memilikinya tanpa memperhatikan
mudhorotnya. Sedangkan tontonan yang sering ditontonkan di televisi kebanyakan
lebih mengarahkan pada sifat hedonism yang di populerkan oleh figur publik
sehingga banyak dari mereka yang tertarik untuk berpola hidup mengikuti apa
yang dilakukan oleh idolanya walaupun pola hidup yang mereka ikuti adalah pola
hidup yang menjerumus kearah hedonisme, tanpa mereka berfikir panjamg dampak
negative dari perilaku hedon itu sendiri, karena mereka kurang pemahaman
tentang agama dan seakan-akan mereka terbutakan oleh nafsu yang mendorong
mereka berperilaku hedonism dengan iming-iming mendapat kesenangan, walaaupun
hanya sementara.
E.
CARA MENGATASI BUDAYA HEDONISME
Kenyataan yang terjadi
pada masa sekarang ini, untuk dapat menghilangkAN budaya hedonisme sangat sulit
bahkan bisa dikatakan tidak bisa dilakukan dengan pengendalian diri saja.Namun
perlu adanya peran aktif dari semua komponen mulai dari diri sendiri keluarga,
kontrol masyarakat, dan negara merupakan solusi yang harus dicoba untuk
dilakukan secara terus menerus dan kerjasama yang baik. Jika disesuaikan dengan
kondisi sekarang, generasi muda sebagai penerus bangsa belum dikatakan menjadi
harapan bangsa karena pengaruh dari budaya hedonisme ini, sedangkan pepatah
mengatakan bahwa maju tidaknya Negara tergantung pada generasi muda sekarang.
Untuk
mengantisipasi pengaruh negatif budaya hedonisme bagi mahasiswa perlu diadakan
sosialisasi, yaitu:
1. Perlunya
selektif dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam hedonisme.
2. Dalam
memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam berbelanja
sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar diperlukan dan
barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan.
3. Penerapan
pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari diperlukan untuk mengatur
keuangan mahasiswa agar pendapatan yang biasanya berasal dari orang tua
tidaklah lebih kecil daripada pengeluaran
4. Adanya
kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat membentengi diri dari pola
hidup konsumerisme yang cenderung kearah hedonisme.
5. Memilih
gaya hidup hedonisme, terus terang tidak akan pernah memberi kepuasan dan
kebahagiaan. Ibarat minum air garam, makin diminum makin haus.
6.
Bagi yang belum terlanjur menjadi pengidola
hedonisme maka segeralah berpikirlah ulang. Bahwa kebahagiaan hidup ada pada
hati yang bening, saatnya untuk kembali menyuburkan akar spiritual ke jalan
ilahi, tumbuhkan jiwa peduli pada sesama, buang sifat egois ( mementingkan diri
sendiri ), dan miliki multi kekuatan (kuat otak, kuat otot, kuat dalam berkomunikasi,
kuat beribadah, serta kuat mngais rizki ).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata hedonisme
di ambil dari bahasa yunani yaitu dari kata hedonismos dari akar kata
hedone, artinya kesenangan. Secara umum
Hedonisme adalah paham yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan
mencari kebahagiaan materi sebanyak mungkin dan menghindari perasaan-perasaan
yang dapat membuat mereka tersakiti.
Gaya hidup hedonisme
adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup dunia
saja, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak
bermain, serta ingin menjadi pusat perhatian.
Ruang lingkup budaya
hedonism sangat luas, hampir semua bidang bisa dirasuki budaya hedonism,adapun
cangkupan yang mempengaruhi perkembangan hedonisme adalah 3F, yaitu fun (
hiburan ), fashion ( pakaian), dan food ( makanan).
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi berkembangnya budaya hedonism sebagian besar berasal dari faktor
ektern, antara lain; orang tua dan kerabat yang kurang memperhatikan kegiatan
spiritual yang dilakukan anak, faktor tontonan yang sering menontonkan hal-hal
yang sering merujuk pada perilaku hedonism, serta faktor bacaan yang sering
mengupdate hal-hal terkini untuk diikuti oleh remaja masa kini.
Pada masa sekarang ini,untuk dapat
menghilangkan sama sekali budaya hedonisme sangat sulit bahkan bisa dikatakan
tidak bisa dilakukan dengan pengendalian diri saja. Namun perlu adanya peran
aktif dari semua komponen mulai dari diri sendiri keluarga, masyarakat, dan
negara merupakan solusi yang harus dicoba untuk dilakukan secara terus menerus
dan kerjasama yang baik. Meski sudah ada solusi jangka pendek berupa pengenalan
kembali budaya indonesia kepada generasi penerus, tapi hal tersebut kurang
memberikan pengaruh besar pada besarnya arus perkembangan gaya hidup hedonisme
yang sangat dengan mudah berkembang.
B. SARAN
Hedonisme merupakan kebiasaan yang
dilarang dalam islam, untuk dapat menjadi muslim yang baik hendaknya kita mampu
menjauhi atau meninggalkan hal-hal yang akan mengarah pada perilaku hedonisme.
Sesuatu yang dilarang oleh Allah itu sudah pasti mengandung banyak kemudhorotan
sebagaimana dengan hedonisme yang memiliki banyak dampak negative, jangan
sampai terperosok ke dalam wilayah hedonisme karena hedonisme terus terang
tidak akan pernah memberi kepuasan dan kebahagiaan. Bagi yang belum terlanjur
menjadi pengikut hedonisme maka segeralah berpikir ulang, bahwa kebahagiaan
hidup ada pada hati yang bersih, saatnya untuk menyuburkan akar-akar spiritual kembali
ke jalan ilahi.
DAFTAR
PUSTAKA
Andy,Muhammad.
2005. Pandangan Hidup: Manusia dan Pandangan Hidup, http://psyche2nest,wordpress,com/2010/11/29/manusia-dan-pandanga-hidup/,
diakses pada tanggal 20 Juni 2016.
Bambang,soeprapto.
2001. Sosiologi Edisi Kedua. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.
Donald, P.,
Harby, L. & Gary, W. 1998. Globalisasi dan Modernisasi, 19 Maret 1997:
Gejala Hedonisme Menulari Remaja, http://www.peutuah.com.result/study.html,
diakses pada tanggal 20 Juni 2016.
Comments
Post a Comment