Strategi dan Perencanaan Pengembangan Keagamaan Pada Anak Usia Dini

  A.       Strategi Pengembangan Keagamaan Pada PAUD 1.        Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT Diantara cara membimbing anak menuju akidah yang benar adalah dengan mendidik mereka untuk mencintai Allah. Pendidikan ini harus diberikan sejak   ini. Pada saat tersebut, mulailah mereka diperkenalkan kepada makhluk-makhluk Allah (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) yang terdekat disekitar mereka.   Selain itu, juga perlu diupayakan adanya keterikatan antara mereka dengan yang   telah menciptakannya, pemilik keagungan, pemberi nikmat, dan maha dermawan.   Dengan bentuk seperti ini anak pasti akan mencintai Allah (Rajih, 2008: 87-88) Rasa cinta kepada Allah beserta seluruh ciptaannya dapat diperkenalkan pada anak usia dini melalui pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik tersebut akan mengenalkan akan pada makhluk ciptaan Allah sekaligus mengenalkan anak untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan proses mengamati. Menciptakan rasa cinta kepada Allah juga diikuti oleh men

IMAN PADA ERA GLOBALISASI


Sarah Ikrimatul Izmi, K1C016065

Iman Pada Era Globalisasi


Iman adalah membenarkan dengan hati,diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Seseorang yang dikatakan mukmin apabila seseorang tersebut menjalankan ketiga perintah tersebut, jika seseorang mengakui dalam hatinya bahwa Allah itu ada  tetapi tidak mengikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan maka seseorang tersebut belum bisa dikatakan sebagai mukmin yang sempurna, karena ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Sehingga   sebagai seorang muslim harus menjalankan ketiga unsur tersebut dengan baik dan benar.
Globalisasi adalah suatu proses yang mencangkup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak ada batas-batas yang mengikat,globalisasi juga dikatakan sebagai perubahan sosial yang sangat berbeda pada zaman dahulu dengan sekarang, misalnya seperti keterkaitan masyarakat  dengan teknologi yang lebih modern dari sebelumnya, seperti pertukaran budaya, ekonomi internasional, dan lain sebagainya.
Iman juga dapat mengalami pasang surut, naik turun bahkan bisa juga menjadi luntur dan lentur. Dalam hal ini semua orang diuji menghadapi tamparan angin kencang yang bertiup dari segenap penjuru. Arus informasi globalisasi yang begitu hebat dan dahsyat jelas meninggalkan dampak bagi kehidupan sehari-hari, baik positif maupun negative hal ini sangat nyata sehingga tidak dapat bisa dipungkiri lagi kehadiranya, Dalam kondisi semacam ini semua orang dituntut untuk mampu mengantisipasi dengan iman yang tangguh, kokoh,kuat disamping memiliki sikap selektif, kritis, dan analisis yang berpijak pada norma-norma agama.
Rekonstruksi iman, sebenarnya telah ada pada diri kita sebagai modal dasar dalam berbuat dan bertolak belakang. Seperti adanya sifat jujur dan takwa. Mengenai masalah selanjutnya adalah sangat tergantung pada pengembangan serta pengaruh daripada lingkunganya. Dalam era seperti ini, nilai iman benar-benar amat esensial, oleh sebab itu pada dewasa ini, masalah pembinaan iman sangat perlu adanya ketekunan dan keseriusan. Semakin tinggi nilai iman, justru semakin hebat kendala dan tantanganya, guna mengantisipasi hal tersebut seorang mukmin harus memiliki persepsi keagamaan yang lurus dan kuat serta benar dan sebagai konsekuensinya adalah keterasingan dalam arti golongan relative kecil. Memang begitulah realita bahwa sunatullah ini benar-benar berlaku di muka bumi yang fana ini. Akhirnya terjadilah perbandingan yang sangat menyolok bahwa prosentasi orang berbuat kebajikan lebih kecil dan menurun dibanding pelaku perbuatan kejahatan (maksiat).
Pengaruh iman pada era globalisasi ada dua yaitu factor internal dan factor eksternal.  Factor ekternalnya antara lain disebabkan adanya pengaruh perubahan zaman yang tumbuh berkembang di sekitar masyarakan. Sedangkan faktor internal antara lain disebabkan akibat pengaruh sifat-sifat tercela yang ada pada diri kita sendiri. Seperti syirik, nifaq dan kabaair. Seluruh sifat inilah merupakan musuh utama yang dapat menggerogoti iman seseorang sehingga semajin lama menjadi semakin tipis, bahkan akhirnya bisa juga hilang dan lenyap. Untuk itu tiada jalan lain kecuali yang harus dilakukan adalah intropeksi diri, supaya tidak menyaesal di kemudian hari, meningkatkan takwa terhadap allah swt dalam situasi dan kondisi apapun, meningkatkan prestasi ibadah dengan khusu dan tawadu karena Allah semata, meningkatkan amal shaleh yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat, meninggalkan amal maksiat yang dapat merusak dan berbahaya bagi kemaslahatan umat, aktif mengikuti majelis taklim dalam rangka mengupgrade diri menuju kesempurnaan dan keutamaan.
Kondisi iman pada era globalisasi sudah semakin menghawatirkan karena budaya kebarat-baratan sudah mempengaruhi sebagian besar remaja di Indonesia, seperti pada cara berpakaian yang telah dikenaka oleh remaja sekarang tidak sesuai dengan syariat Islam, anak remaja sekarang bertutur kata tidak sopan kepada orang yang lebih tua, tidak memanfaatkan teknologi dengan baik, anak remaja lebih sering mendatangi tempat-tempat seperti diskotik dibanding dating ke masjid, hal tersebut sangat membahayakan bagi penerus bangsa dan dapat menghilangkan ajaran-ajaran Islam yang telah dibawa oleh rasulullah pada zaman dahulu.
Perilaku pada zaman dahulu antara lain adalah manggunakan pakain yang sopan, bertutur kata yang baik kepada orang yang lebih tua, Selalu beriktiar dan berdo'a kepada Allah, sering membaca al-quran, sedangkan perilaku pada zaman era globalisasi adalah berprilaku tidak sopan, bertutur kata yang tidak sopan kepada orang yang lebih tua, berpakaian yang kurang sopan, jarang mendekatkan diri kepada Allah, lebih banyak mengunjumgi diskotik dibandingkan dengan masjid. Iman di era globalisasi saat ini sudah menghawatirkan karena masyarakat indonesia sudah terpengaruh oleh budaya kebarat-baratan sehingga membuat keimanan seseorang berubah, dan hal tersebut juga bisa merubah kaidah-kaidah dalam Islam. Kalau dibiarkan terus menerus maka keimanan seseorang bisa luntur karena budaya barat yang semakin berkembang.


Comments

Popular posts from this blog

ALIRAN NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

ORGANISASI PENDIDIKAN : JENIS DAN STRATEGI PENGUATAN

IPTEK dan Seni Dalam Pandangan Islam