Strategi dan Perencanaan Pengembangan Keagamaan Pada Anak Usia Dini

  A.       Strategi Pengembangan Keagamaan Pada PAUD 1.        Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT Diantara cara membimbing anak menuju akidah yang benar adalah dengan mendidik mereka untuk mencintai Allah. Pendidikan ini harus diberikan sejak   ini. Pada saat tersebut, mulailah mereka diperkenalkan kepada makhluk-makhluk Allah (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) yang terdekat disekitar mereka.   Selain itu, juga perlu diupayakan adanya keterikatan antara mereka dengan yang   telah menciptakannya, pemilik keagungan, pemberi nikmat, dan maha dermawan.   Dengan bentuk seperti ini anak pasti akan mencintai Allah (Rajih, 2008: 87-88) Rasa cinta kepada Allah beserta seluruh ciptaannya dapat diperkenalkan pada anak usia dini melalui pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik tersebut akan mengenalkan akan pada makhluk ciptaan Allah sekaligus mengenalkan anak untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan proses mengamati. Menciptakan rasa cinta kepada Allah juga diikuti oleh men

Pengaruh Penggunaan Bahasa Dalam Pergaulan Di Kalangan Remaja

Oleh : Eka Wahyuni, K1C016043
bahasa gaul


BAB I
 PENDAHULUAN
             1.            Latar Belakang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian bahasa merupakan kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Manusia membutuhkan bahasa dalam hal berhubungan dengan manusia lain, tujuannya agar orang lain mengerti mengenai sesuatu apa yang kita maksud saat berhubungan sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, maka sudah barang pasti akan membutuhkan manusia lainnya dalam menjalani hidup. Namun ada beberapa orang memilih menggunakan suatu bahasa isyarat atau kata-kata yang hanya mampu dipahami oleh jenis orang tertentu atau suatu kelompok, geng tertentu saja dalam interaksi mereka.
Pada zaman modern seperti sekarang, banyak sekali remaja menggunakan kata-kata yang sangat asing ketika didengar oleh telinga masyarakat awam. Bahasa seperti ini disebut dengan Bahasa Slang. Bahasa Slang dapat kita artikan sebagai ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. Munculnya bahasa seperti ini, membuat beberapa pengaruh, baik dalam kehidupan masyarakat bersosialisasi maupun pada makna kata tersebut yang jadi mengalami pergeseran. Terkadang generasi yang disebut “Anak Muda Kekinian” ini yang membuat beberapa kata dalam Bahasa Indonesia mengalami pergeseran atau pengalih fungsian makna. Membodohi khalayak dengan kemampuan bahasa yang dipelesetkan untuk kepentingan bergaul, para ‘kekinian’ ini sering menyebut diri mereka sebagai Anak Gaul yang mampu menyelaraskan diri dengan perkembangan zaman, tidak kuno. Generasi ‘kekinian’ menilai seseorang dari seberapa jauh tingkat pengetahuan bahasa anak tersebut dalam sebuah pergaulan. Bahasa seperti ini akan berdampak buruk pada beberapa hal, tidak hanya pada tatanan bahasa yang semakin ngawur, melainkan pengaruhnya terhadap mental sosialisasi seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.               Sejarah Munculnya Bahasa Slang.
Sebenarnya sulit menyebutkan secara pasti kapan bahasa Slang mulai muncul, namun bahasa slang atau gaul ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Tetapi pada waktu itu istilahnya masih bahasa prokem (okem). Lalu bahasa tersebut diadopsi dan dimodifikasi sedemikian unik dan digunakan oleh orang-orang di kalangan tertentu saja. Pada awalnya bahasa prokem digunakan oleh para preman yang kehidupannya dekat dengan kekerasan, kejahatan, alkohol, berjudi, dan hal gelap lainnya. Banyak istilah baru yang mereka ciptakan untuk menyebutkan sesuatu dengan tujuan agar orang diluar kelompok tidak ada yang memahami, tidak ada yang mengerti apa yang mereka bicarakan. Mereka merancang kata-kata baru, mengganti kata ke lawan kata, mencari kata-kata yang sepadan, dalam pergaulan teman sebaya.
Awalnya bahasa Slang hanya digunakan untuk merahasiakan pembicaraan apa yang sedang mereka percakapkan, hanya digunakan dalam suatu komunitas. Namun dalam perkembangannya, karena sering digunakan dan dianggap lebih nyaman saat bergaul, bahasa ini digunakan diluar komunitas dan semakin berkembang. Hal ini yang menyebabkan para remaja terjangkit oleh bahasa Slang sehingga semua remaja memakainya. Kosakata dalam bahasa Slang pun tidak stagnan, berhenti di satu titik. Melainkan selalu terus-terusan berkembang tidak beraturan dan bahkan semakin kacau. Pun kita tidak dapat memprediksi bahasa slang apa lagi yang akan digunakan pada kalangan remaja karena perkembangannya pesat dan tak berpola.
3.                  Penggunaan Bahasa Slang dan Pengaruhnya.
Bahasa Slang merupakan bahasa pergaulan, bahasa yang hanya mampu dipahami atau dimengerti kalangan atau komunitas tertentu. Hal ini dikarenakan remaja memiliki bahasa sendiri dalam hal mengekspresikan diri. Sarana komunikasi diperlukan untuk menyampaikan informasi yang sifatnya tertutup pada beberapa kelompok. Banyak dari kalimat tersebut membuat beberapa orang memutuskan menjadi anti-sosial akibat bahasa yang tidak mengerti ketika berinteraksi dengan orang lain. Ini kaitannya dengan etika kita dalam pergaulan, mengenai sensitifitas atau tingkat kepekaan kita terhadap lingkungan serta fenomena sosial yang terjadi dalam bermasyarakat. Bahasa ini menimbulkan beberapa pengaruh yang buruk, berikut beberapa pengaruhnya :
A.    Keberadaan Bahasa Indonesia Terancam Terganti dengan Hadirnya Bahasa Slang.
Berbahasa, sangat erat hubungannya dengan kebudayaan sebuah generasi. Jika generasi sekarang terlalu tenggelam dengan bahasa baru yang mereka gunakan, lalu apa kabar bahasa Indonesia yang dikatakan sebagai bahasa persatuan. Mereka akan lebih sering, lebih nyaman menggunakan bahasa Slang atau gaul dalam berbahasa. Maka sebuah generasi itu pun akan ikut buruk seiring memburuknya pemakaian bahasa Indonesi yang tidak benar.
B.     Mendorong  Seseorang  untuk Bersikap Apatis.
Masyarakat berbicara, fungsinya agar orang lain mau mendengarkan apa yang ia ceritakan. Mengungkapkan isi hatiya untuk mengekspresikan diri, hal ini dilakukan menggunakan perantara bahasa. Bahasa yang digunakan oleh masing-masing individu dalam penyampaiannya juga berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu bahasa Slang tercipta, sebagai wujud perantara penyampai perasaan. Namun dalam perkembangan era modern, bahasa ini sangat riskan kaitanya terhadap perasaan seseorang. Beberapa contoh yang sangat berpengaruh adalah kata-kata berikut ini :
        1.      Baper
            Kata ini sebenarnya merupakan akronim dari kata ‘bawa perasaan’. Baper biasanya ditujukan oleh para remaja kepada seseorang yang terlalu serius dalam menanggapi sebuah obrolan, kejadian, atau candaan. Hal ini kadang menjadi tolak ukur untuk pertemanan kita dengan seseorang. Misalnya : “Males ah temenan sama dia, orangnya suka baper-an” atau “Duh, jadi orang baper-an amat, hidup jangan dibawa serius kenapa” dan kalimat lain sebagainya. Kata baper ini sangat berbahaya jika terus-terusan berkembang dalam pergaulan, artinya ketika terkadang seseorang mengalami perasaan yag tiba-tiba muncul dengan begitu mudahnya, orang-orang cenderung kurang bisa menghargai perasaan orang tersebut dan menganggap itu adalah sebuah hal wajar atau lumrah yang tidak seharusya dipermasalahkan secara berkepanjangan. Bahkan dibeberapa kasus seperti candaan yang dapat menyakiti perasaan orang lain, hati kita cenderung enggan untuk sekadar mengucapkan kata ‘maaf’, alih-alih berucap maaf malah menertawakan dan mencibir. Mereka tidak akan bisa lagi memahami perasaan orang lain dengan baik.
        2.      Kepo
            Sebenarnya kepo merupakan serapan dari kata asing yang secara umum dapat diartikan sebagai rasa ingin tahu, penasaran, orang yang ingin suka ikut campur dalam urusan orang lain. Jadi ketika seseorang mengalami kesulitan atau seseorang memiliki sebuah informasi, kemudian ada orang lain yang bertanya ia cenderung meresponnya dengan kalimat : “Apaansih ah, kepo aja. Urusin urusan sendiri aja sana!”, mereka cenderung menyalah artikan rasa simpati atau kepedulian dari seseorang. Membuat orang lain enggan bertanya, akhirnya mereka lama-kelamaan pun akan malas untuk bertanya sehingga lebih memilih mengabaikan atau bersikap acuh. Istilah ini semakin memperburuk tingkat pergaulan seiring dengan kata baper yang terus menyebar.
           
        3.      Galau
            Beberapa remaja sering mengeluh galau, “Aduh aku lagi galau  nih, kemarin pacarku minta putus”, kalimat ini sangat sering didengar oleh kita-kita yang memiliki sahabat dengan pergaulan yang modern atau terpengaruh bahasa slang tadi. Kata galau sendiri memang sebenarnya sudah ada dalam bahasa Indonesia yang artinya kacau, atau tidak karuan. Embel-embel galau bisa menimbulkan rasa kurang menghargai perasaan orang lain, bahkan pada tahap yang mengerikan, orang bisa menertawakan kesedihan sahabatmya sendiri hanya karena melabeli orang dengan kata galau.
        4.      Modus
            Merupakan akronim dari kata ‘Modal Dusta’ sehingga orang sering memakainya. Ketika seseorang membantu dengan iklas dianggap sebagai modus, hal seperti ini mengakibatkan seseorang menjadi enggan untuk membantu atau sekedar menawarkan bantuan pada orang lain.
        5.      Alay atau Lebay
            Kata-kata ini dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang berlebihan atau terlalu di lebih-lebihkan. Hal ini membuat seseorang yang mendapat label ini menjadi tersinggung. Misalkan “Yaelah, laptop rusak aja lebay banget sih, tinggal bawa ke tukang service aja pasti jadi kok. Nggak usah sampe nangis gitu lah, cengeng amat sih”, kalimat tajam seperti ini aka membuat orang lain yang mendengar atau mengalami hal tersebut menjadi terluka, menyebabkan mereka enggan lagi ketika harus bercerita atau mengungkapkan perasaan yang sedang dialami, ataupun kesusahan yang sedang dihadapi sehingga mereka lebih memilih untuk diam. Tidak akan lagi ada percakapan yang terjadi hanya sekedar untuk berbasa-basi, ini mengakibatkan orang-orang menjadi generasi acuh yang apatis, tidak peka terhadap perubahan pada lingkungan sosial atau tempat tinggal mereka.
            Kelima kata tersebut apabila terus dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maka akan terjadi sebuah perubahan besar yang benar-benar buruk. Masyarakat akan berubah menjadi tidak peduli dengan lingkungannya, tidak peduli dengan kesusahan yang dialami orang lain, tidak dapat menghargai tindakan simpati orang lain dan hal-hal buruk lain. Ini mendorong manusia untuk bersikap individualis atau egois. Lantas, apa kita akan terus mengembangkan kata-kata ini untuk digunakan pada saudara atau sahabat kita yang sedang kesusahan? Di mana letak hati nurani kita ketika orang lain meraung minta bantuan dan malah hanya melabeli mereka dengan kata “Ah, lebay” yang bisa menyakiti hati mereka? Di mana lagi letak etika remaja ketika bersopan santun? Tidak ada undang-undang yang melarang untuk penggunaan kata-kata tersebut. Namun ada baiknya kita dapat memilah sesuai dengan situasi serta kondisi dimana kita berada.

BAB III 
PENUTUP
             Bahasa Slang merupakan bahasa yang dibuat oleh komunitas tertentu guna menyampaikan informasi secara rahasia agar orang lain tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan. Sebagai manusia yang hidup di zaman modern seperti saat ini, dimana pergaulan adalah masalah yang penting, kita sebagai pemuda seharusnya mampu menyikapi pergaulan secara bijak. Memilah bahasa yang dipergunakan dalam keseharian. Menggunakan bahasa Slang sesuai tempatnya. Selamatkan norma etika kita untuk pergaulan yang lebih baik dan benar.

Comments

Popular posts from this blog

ALIRAN NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

ORGANISASI PENDIDIKAN : JENIS DAN STRATEGI PENGUATAN

IPTEK dan Seni Dalam Pandangan Islam