PENDAHULUAN
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat
erat. Dalam kehidupan ini,alangkah sangat baiknya jika seseorang memiliki
agama. Agama atau bisa disebut juga dengan kepercayaan merupakan pegangan
manusia dalam mengarungi kehidupan, tidak hanya di dunia saja, namun juga di
akhirat. Sebagai seorang manusia yang sudah pasti tidak pernah luput dari
kesalahan, agama sangat dibutuhkan untuk dapat membimbing seseorang ke jalan
yang benar dan diridhoi oleh sang pencipta.
Agama memuat aturan-aturan yang dapat dijadikan
pedoman bagi manusia. Pada dasarnya, semua agama mengajarkan hal-hal yang baik,
namun untuk pelaksanaanya terkadang memiliki cara yang berbeda satu dengan yang
lain. Agama dapat membimbing seseorang ke arah kebaikan dan meninggalkan yang
dilarang ataupun diharamkan. Di zaman yang semakin modern ini, Agama mempunyai
peran yang amat penting. Di era yang serba maju seperti sekarang ini, tentu
agama menjadi kebutuhan yang wajib dimiliki oleh manusia. Seseorang yang
beragama tentu akan memiliki sikap yang berbeda dalam menghadapi perkembangan
zaman yang semakin modern. Dengan memeluk sebuah agama, seseorang akan memahami
apa yang harus dilakukannya agar tetap terhindar dari perbuatan yang tidak
baik. Agama juga dapat dijadikan landasan manusia dalam kehidupan sosialnya.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas
masyarakatnya memeluk agama Islam. Meskipun demikian, di Indonesia terdapat
beberapa agama lain yang secara resmi sudah diakui oleh pemerintah dan telah
dianut oleh masyarakatnya. Agama tersebut yaitu Kristen (Katolik dan
protestan), Hindu, Budha, dan Konghucu. Meskipun demikian, namun kerukunan
antar umat beragama di Indonesia sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan sikap
toleransi yang tinggi antar masyarakat dan saling menghormati satu dengan yang
lainnya.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
AGAMA
Ajaran, sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya: -- Islam; -- Kristen; -- Buddha; (KBBI,
2012). Sedangkan menurut bahasa dan istilah adalah sebagai berikut :
1. Menurut H. Endang
Saifudin Ansary dan Faisal Ismail. Ketiganya mempunyai kesamaan, hanya saja
berbeda asal bahasanya, yakni agama dari bahasa sansekerta, religi dari
Eropa/Inggris sedangkan ad diin dari bahasa Arab.
2. Menurut Sidi Gazalba,
ketiganya mempunyai perbedaan yakni agama serta religi erat kaitannya dengan
Tuhan sedangkan ad diin hanya sebatas hubungan manusia dengan
manusia.
3. Menurut Abul A’la Al
Maududi menyatakan bahwa agama mempunyai 4 pengertian sebagai berikut:
a. Penyerahandiri
terhadap sang Kuasa
b.
Penghambaan seseorang
yang lemah terhadap yang lebih kuat
c. Peraturanyang
wajib dipatuhi
d.
Perhitungan,
pembalasan dari perbuatan manusia
4.
Menurut Budiman, Agama
mempunyai 2 dimensi yang meliputi :
a.
Kepercayaan, percaya
kepada yang ghoib serta adanya hari akhir
b. Merupakan
sesuatu yang mempengaruhi hidup manusia, sehingga agama ini identik kaitannya
dengan budaya.
Agama, merupakan sesuatu yang dapat
merubah perilaku seseorang sebab, agama berisi tentang aturan – aturan yang
bisa membawa seseorang ke arah yang lebih baik. Karena, setiap agama pastilah
empunyai maksud – maksud tertentu agar penganutnya menjadi lebih terarah.
Walaupun sebenarnya banyak sekali agama yang tersebar saat ini masih menjadi
kontroversi. Selain itu, agama juga bisa jadi sumber konflik karena menyangkut
kepercayaan yang dipilih sehingga timbul perasaan agama kita menjadi paling
baik.
B.
Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
Sepeninggal nabi
agung Muhammad SAW tepatnya pada 632 M silam, kepemimpinan agama Islam tidak
berhenti begitu saja. Kepemimpinan islam diteruskan oleh para Khalifah dan
disebarkan ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. hebatnya baru sampai
abad ke 8 islam telah menyebar hingga ke seluruh afrika, timur tengah, dan
benua eropa. Baru pada dinasti Ummayah perkembangan Islam masuk ke nusantara.
Zaman dahulu
Indonesia dikenal sebagai daerah terkenal akan hasil rempah – rempah sehingga
banyak sekali para pedagang dan saudagar dari seluruh dunia datang ke kepulauan
Indonesia untuk berdagang. Hal tersebut juga menarik pedagang asal Arab,
Gujarat, dan juga Persia. Sambil berdagang para pedagang muslim sembari
berdakwah untuk mengenalkan ajaran Islam kepada para penduduk.
Menurut
sejarawan pada abad ke-13. masehi islam sudah masuk ke nusantara yang dibawa
oleh para pedagang muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat
perbedaan pendapat dari para sejarawan. Namun, setidaknya 3 tiga teori tentang
masuknya Islam ke Indonesia.
a. Teori
Gujarat. Teori ini dipelopori ahli sejarah Snouck Hurgronie. menurutnya agama
Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke – 13
Masehi.
b. Teori
Persia. P.A husein Hidayat melopori teori ini menyatakan bahwan agama islam
dibawa oleh pedagang Persia (Iran). Hal ini berdasarkan kesamaan antara
kebudayaan Islam di Indonesia dengan Persia.
c. Teori
Mekkah. Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa
para pedagang Mekkah teori ini berlandaskan sebuah berita dari China yang
menyatakan jika pada abad ke – 7 sudah terdapat perkampungan muslim di pantai
barat Sumatera.
Masuknya islam di Indonesia berlangsung secara damai dan menyesuaikan
dengan adat serta istiadat penduduk local. Ajaran Islam yang tidak mengenal
perbedaan kasta membuat ajaran ini sangat diterima penduduk local. Proses
masuknya Islam dilakukan melalui cara antara lain dengan Pertama Perdagangan,
letak Indonesia yang sangat strategis di jalur perdagangan di masa itu membuat
Indonesia banyak disinggahi para pedagang dunia termasuk pedagang muslim.
Banyak dari merkea yang akhirnya tinggal dan membangun perkampungan muslim, tak
jarang mereka juga sering mendatangkan para ulama dari negeri asal mereka untuk
berdakwah. Hal inilah yang diduga memiliki peran penting dalam penyebaran
ajaran Islam di nusantara. Kedua Perkawinan, penduduk local beranggapan bahwa para pedagan muslim ini adalah
kalangan yang terpandang sehingga banyak penguasa pribumi yang menikahkan anak
mereka dengan para pedangan muslim. Sebagai syarat sang gadis tersebut harus
memeluk agama Islam terlebih dahulu. Ketiga Pendidikan,
setelah perkampungan Islam terbentuk mereka mulai mendirikan fasilitas
pendidikan yang berupa pondok pesantren yang dipimpin langsung oleh guru agama
dan para ulama. Para lulusan pesantren akan pulang ke kampong halaman dan
menyebarkan ajaran Islam di daerah masing – masing. Keempat Kesenian,
wayang merupakan warisan budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Dalam
penyebaran ajaran Islam wayang memiliki peran yang sangat kongkrit. Contoh nya
Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu tokoh Islam menggunakan pementasan
wayang untuk berdakwah.
C.
Alasan Agama
Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia
Proses
penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung
faktor-faktor berikut : Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang
dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat. Pelaksanaan
ibadah sederhana dan biayanya murah. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta
sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh
derajat yang sama.
Aturan-aturan
dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa. Agama Islam yang masuk dari
Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami.
Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada. Runtuhnya kerajaan Majapahit
pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan
dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.
D.
Peranan Agama
Dalam Kehidupan Manusia
Agama mempunyai
peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap manusia dan bangsa, dalam semua
tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam semesta sehingga
peraturan yang dibuat-Nya betul-betul adil. Secara terperinci agama memiliki
peranan yang bisa dilihat dari: aspek keagamaan (religius), kejiwaan
(psikologis), kemasyarakatan (sosiologis), hakikat kemanusiaan (human nature),
asal usulnya (antropologis) dan moral (ethics).
Namun apabila
agama dipahami sebatas apa yang tertulis dalam teks kitab suci, maka yang
muncul adalah pandangan keagamaan yang literalis, yang menolak sikap kritis
terhadap teks dan interpretasinya serta menegasikan perkembangan historis dan
sosiologis. Sebaliknya, jika bahasa agama dipahami bukan sekedar sebagai
explanative and descriptive language, tetapi juga syarat dengan performatif dan
expresif language, maka agama akan disikapi secara dinamis dan kontekstual
sesuai dengan persoalan dan kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia yang
terus berkembang. Setiap agama memiliki watak transformatif, berusaha
menanamkan nilai baru dan mengganti nilai-nilai agama lama yang bertentangan
dengan ajaran agama.
Dari aspek
religius, agama menyadarkan manusia, siapa penciptanya. Faktor keimanan juga
mempengaruhi karena iman adalah dasar agama. Secara antropologis, agama
memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau ke mana
manusia. Dari segi sosiologis, agama berusaha mengubah berbagai bentuk
kegelapan, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Agama juga menghubungkan
masalah ritual ibadah dengan masalah sosial. Secara psikologis, agama bisa
menenteramkan, menenangkan, dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang. Dan
secara moral, agama menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk, dan
mendorong manusia berperilaku baik (akhlaq mahmudah).
Fungsi agama
juga sebagai pencapai tujuan luhur manusia di dunia ini, yaitu cita-cita
manusia untuk mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin. Dalam Al-Quran surat
Thoha ayat 117-119 disebutkan: ”Maka kami
berkata: “Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi
istrimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari
surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan
kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan Sesungguhnya kamu tidak
akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”.
Pada ranah yang
lebih umum fungsi agama dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai penguat
solidaritas masyarakat. Seperti yang diungkapkan Emile Durkheim sebagai
sosiolog besar, bahwa sarana-sarana keagamaan adalah lambang-lambang
masyarakat, kesakralan bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh
masyarakat secara keseluruhan bagi setiap anggotanya, dan fungsinya adalah
mempertahankan dan memperkuat rasa solidaritas dan kewajiban sosial.
Dari segi
pragmatisme, seseorang menganut suatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya.
Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup.
Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti
apa yang diuraikan di bawah ini:
a. Memberi pandangan
dunia kepada satu-satu budaya manusia. Agama dikatakan memberi pandangan dunia
kepada manusia karena ia senantiasa memberi penerangan kepada dunia (secara
keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan dalam
masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit
penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya
bahwa dunia adalah ciptaan Allah dan setiap manusia harus menaati Allah.
b. Menjawab berbagai
pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia. Sebagian pertanyaan yang
senantiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh
akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan
hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia,
pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka,
agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.
c. Memainkan fungsi
peranan sosial. Agama merupakan satu faktor dalam pembentukan kelompok manusia.
Ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan
yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
d. Memberi rasa emitraan
kepada sesuatu kelompok manusia. Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan
kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode
etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan
fungsi peranan social.
KESIMPULAN
Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Agama mempunyai peraturan yang mutlak berlaku
bagi segenap manusia dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh
sang pencipta alam semesta sehingga peraturan yang dibuat-Nya betul-betul adil.
Secara terperinci agama memiliki peranan yang bisa dilihat dari: aspek
keagamaan (religius), kejiwaan (psikologis), kemasyarakatan (sosiologis),
hakikat kemanusiaan (human nature), asal usulnya (antropologis) dan moral
(ethics).
Oleh sebab itu, sebagai seorang manusia yang memiliki akal, memang
sudah sepatutnya kita mempunyai agama. Karena dengan agama kehidupan manusia
lebih tertata.
Comments
Post a Comment