PENDAHULUAN
Allah
SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang
ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang
diberi keistimewaan berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain
yang sama-sama menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir itulah yang
diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat
dirinya dan tidak semata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala sesuatu di
luar dirinya.
Demikianlah
kenyataannya bahwa manusia tidak pernah berhenti berpikir, kecuali dalam
keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi diluar kesadaran. Manusia
berpikir tentang segala sesuatu yang tampak atau dapat ditangkap oleh
pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun. Dari sejarah kehidupan manusia
ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam memikirkan wujud atau hakikat
dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak yang tidak menaruh perhatian
untuk memikirkannya. Dalam firman Allah surat Ar-Rum ayat 30 mengandung
perintah agar manusia dalam mempergunakan pikirannya selalu dilandaskan pada
iman yang terarah lurus pada agama Allah SWT. Demikian pula dalam berpikir
fundamental tentang hakekat atau wujud dirinya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan
sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
Dalam Al-Quran manusia dipanggil
dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, bani adam, dan
sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang
sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai
hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan
Nabi Adam. Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia
adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh
petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
B.
Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-quran
Tahap pertama Nutfah
yaitu tahap pertama dimulai pembuahan. Terjadinya pencampuran air mani. Allah berfirman dalam QS Al-Insan
ayat 2 “Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami (akan
mengujinya dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar
dan melihat”
Tahap
kedua Alaqah yaitu tahap akhir pekan pertama/hari ketujuh. Telor yang sudah
dibuahi akan tertanam di dinding Rahim. Setelah itu Kamu mengubah menjadi
alaqah yang biasa disebut segumpal darah. Allah berfirman QS Al-Mukminun ayat
14 “Kemudian Kami mengubah nutfah menjadi alaqah”. Tingkatan alaqah adalah pada
minggu pertama sampai minggu ketiga dalam Rahim.
Tahap
ketiga Mudghah yaitu pembentukkan terjadi pada minggu keempat. Disini berlaku
pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota yang lain. Selain
itu sistem pernafasan bayi sudah mulai terbentuk. Jantung mulai berdegup, darah
mulai ngealir dengan lebih banyak untuk memasok oksigen dan nutrisi. Allah berfirman QS. Al-Mukminum ayat 14 “Lalu
Kami ciptakan darah beku itu menjadi daging”
Tahap
keempat Izam dan Lahm yaitu proses ini pada minggu kelima, keenam dan ketujuh
adalah tingkat pembentukan tulang yang mendahului pembentukan otot-otot. Bila
tulang belulang telah dibentuk, otot-otot akan membungkus rangka tersebut. Allah
berfirman pada QS. Al-Mukminun ayat 14 “Lalu
Kami mengubahkan pula mudghah itu menjadi izam dan kemudiannya Kami membalutkan
Izam dengan daging”. Pada minggu ketujuh perut dan usus, seluruh saraf, otak
dan tulang belakang mulai terbentuk. Pernafasan dari mulut kehidung dan juga ke
kantong paru mulai nampak. Organ reproduksi, kelenjar, hati, buah penggang,
kandung urin dan lain-lain terbentuk dengan lebih sempurna. Pada minggu
kedelapan semuanya telah sempurna dan lengkap. Sistem pernafasan bayi mulai
berfungsi dengan sendiri.
Tahap
kelima Nasy’ah Khalqan Akhar yaitu pada minggu kedelapan, atau pada bulan
ketiga semua tulang janin telah terbentuk dengan sempurna. Pada bulan keempat,
pembetukan plasenta menjadi cukup lengkap menyebabkan bayi dalam kandungan
hanya menunggu menyempurnakan semua anggota yang sudah ada.
Tahap
keenam Nafkhur Ruh yaitu peniupan roh kedalam janin. Setelah empat puluh hari
dan setelah terbentuknya organ-organ tubuh termasuk organ seks ditiuplah roh ke
janin tersebut. Nilai kehidupan telah dimulai didalam Rahim.
C. Persamaan & Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain
Hakikatnya manusia dan binatang memiliki
fungsi tubuh dan fisiologinya. Manusia
sama dengan makhluk lain yaitu sama-sama diciptakan oleh Allah SWT serta
memiliki tujuan. Namun dalam hal pencapaian tujuan tersebut dibutuhkan pengetahuan,
akal dan kesadaran, disinilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk
lainnya karena manusia memiliki pengetahuan, akal dan kesadaran yang lebih
sempurna.
Apabila dibandingkan dengan makhluk
lain, manusia banyak kelebihan dan kelebihan inilah yang membedakan manusia
dengan makhluk lain. Manusia dapat berbudaya sedangkan hewan hanya memiliki
kebiasaan yang hanya berdasarkan instingnya. Manusia dapat bebas bergerak di
darat, laut maupun udara sedangkan binatang hanya dapat bergerak atau hidup
hanya disatu tempat atau dua tempat saja dan tetap memiliki keterbatasan
sehingga tidak dapat melampaui manusia.
Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia di lebihkan dari makhluk lainnya. Manusia juga memiliki karakter yang khas, beberapa karakeristik manusia yaitu:
1. Aspek
kreasi, Tubuh manusia di buat dengan tatanan yang terbaik dan sempurna, oleh
karena itu fungsi organ-organ manusia lebih sempurna. Misalnya tangan manusia
lebih terampil dibandingkan tangan binatang.
2. Aspek
ilmu, Manusia memiliki akal, pikiran, daya talar dan pemahan yang jauh lebih
baik dari makhluk lain. Manusia dapat mengembangkan pengetahuannya melaui
pengajaran dan pembelajaran sedangkan binatang hanya terbatas pada naluri
dasarnya saja.
3. Aspek
kehendak, Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa memilih pilihan dalam
hidupnya. Manusia dapat menghendaki segala keputusannya karena memiliki akal
untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang pantas dan
tidak pantas dilakukan, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan.
4. Pengarahan
akhlak, Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Dengan akhlak
yang baik manusia dapat menjadi makhluk sosial dengan perilaku dan budaya yang
baik, begitu pula sebaliknya jika akhlaknya kurang baik maka ia akan menjadi
pribadi yang kurang baik, dan disinilah perlunya lingkungan dan pihak tertentu
untuk memperbaikinya.
D.
Tujuan Penciptaan Manusia
Segala sesuatu yang Allah ciptakan pasti ada
tujuanya. Tidaklah semata mata hanya suka-suka saja. Begitu pula manusia, Allah
menciptakan manusia pasti ada tujuaya. Tujuan penciptan manusia yang paling
utama ialah untuk menyembah, bertakwa dan beriman kepada Allah dengan
menjalankan segala perintahnya dan menjauhi semua laranganya. Selain itu, Allah
juga menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi. Yang memiliki tujuan
sebagai pemimpin untuk memimpin manusia, mensejahterakan manusia dan alam. Untuk
itu manusia disuruh utuk beramal, karena setelah beramal manusia akan menjadi
berilmu. Jika manusia berilmu maka manusia akan dapat memimpin manusia lain
dengan menyebarkan ilmu yang dimilikinya.
E.
Peran & Fungsi Diciptakannya Manusia
Dari
sekian banyaknya makhluk ciptaan Allah, hanya ada satu golongan makhluk ciptaan
yang sempurna yang mempunyai akal pikiran, akhlak dan pengetahuan, bahkan lebih
mulia dibanding makhluk ciptaan Allah yang lain. Tidak lain dan tidak bukan,
yaitu manusia.
Allah berfirman dalam QS. Al-Isra:70
yang artinya: “Dan sungguh Kami telah
muliakan keturunan Adam, dan Kami angkat mereka di daratan dan di lautan dan
Kami beri rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dari kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”
Dari ayat
tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kesempurnaan tersebut Allah menjadikan
manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pengertian khalifah disini adalah
penguasa atau pengganti Allah yang mengatur segala sesuatu yang terkandung di
bumi. Agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia.
Dalam QS.
Al-Baqarah:30 Allah berfirman: “Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman
kepaada malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata,”Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Rabb berfirman,
“Sesungguhnya aku lebih mengetahui yang tidak kamu ketahui.
Dengan
demikian, Allah telah memilih manusia untuk dijadikan khalifah di muka bumi.
Walaupun manusia itu dikenal sebagai perusak yang akan selalu menumpahkan darah
di muka bumi, Dibanding malaikat yang selalu memuji, bertasbih, kepada Allah
Sang Pencipta. Semua ini hanya Allah lah yang tahu, kehendak Allah tak
terbatas, meliputi langit, bumi dan seluruh alam semesta. Selain itu Allah
hanya meridhoi bahwa kehalifahan itu dipegang oleh hamba-Nya yang shalih, yang
dapat mengemban tugasnya dengan baik.
Manusia
sebagai khalifah di muka bumi, memunyai peranan penting yang dijalankan samapai
akhir zaman ataupun kiamat, dan peranan penting ini pun sebagai bagian dari
fungsi manusia sebagai khalifah, diantaranya :
1. Memakmurkan Bumi (al'imarah), Berupa pembangunan materi, dengan
memanfaatkan kekayaan alam yang telah disediakan Allah di muka bumi tercinta
ini dengan arahan dan syariat yang lurus, yaitu berdasarkan Al-Quran (hikmah)
dan As-Sunah (hadist). Khalifah pun berupaya untuk menjadikan umatnya atau
manusia pada zamannya yang bermoral dan memiliki peradaban yang baik.
2. Memelihara
Bumi (arri'ayah),
Khalifah dalam menjalankan tugasnya harus memilki tujuan yaitu dengan menciptakan
akidah dan akhlakulkarimah. Selain dari menciptakan juga agar selalu terpeliharanya
akidah dan akhlakulkarimah tersebut. Menjaga bumi dari kerusakan atau
kehancuran alam, baik yang disebabkan alam sendiri maupun oleh tangan-tangan
jahil para manusia.
3. Perlindungan, Khalifah memiliki fungsi untuk melindungi bumi dan seisinya,
yang terkandung atas lima pokok kehidupan yaitu, agama (aqidah), jiwa
manusia,harta kekayaan,akal pikiran, dan keturunan (kehormatan). Tugas yang
ketiga ini sangat berat diembannya, dan apabila dapat dilaksanakan, jika
seorang khalifah tersebut dapat menunjukkan suatu kebenaran sebagai kebenaran
dan dapat menegakkan di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Serta dapat
menunjukkan kepada umat manusia, bahwa kebatilan adalah kebatilan dan dapat
mengajak seluruh umat manusia untuk menumbangkannya bersama demi mencapai
tujuan bersama yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Norma (ed.), Hakikat Manusi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1997.
Hadari Nawawi. Hakekat Manusia Menurut Islam. Surabaya:
Al-Ikhlas, 1993.
Jacob & Basid Wahid, Evolusi Manusia dan Konsepsi
Islam. Bandung: Risalah, 1984.
Mukhtar Solihin, & Rosihon Anwar. Hakikat Manusia
“Menggali Potensi
Kesadaran Pendidikan Diri, dan Psikologi Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-islam.html
Comments
Post a Comment