Strategi dan Perencanaan Pengembangan Keagamaan Pada Anak Usia Dini

  A.       Strategi Pengembangan Keagamaan Pada PAUD 1.        Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT Diantara cara membimbing anak menuju akidah yang benar adalah dengan mendidik mereka untuk mencintai Allah. Pendidikan ini harus diberikan sejak   ini. Pada saat tersebut, mulailah mereka diperkenalkan kepada makhluk-makhluk Allah (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) yang terdekat disekitar mereka.   Selain itu, juga perlu diupayakan adanya keterikatan antara mereka dengan yang   telah menciptakannya, pemilik keagungan, pemberi nikmat, dan maha dermawan.   Dengan bentuk seperti ini anak pasti akan mencintai Allah (Rajih, 2008: 87-88) Rasa cinta kepada Allah beserta seluruh ciptaannya dapat diperkenalkan pada anak usia dini melalui pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik tersebut akan mengenalkan akan pada makhluk ciptaan Allah sekaligus mengenalkan anak untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan proses mengamati. Menciptakan rasa cinta kepada Allah juga diikuti oleh men

Konsep Etika, Moral dan Akhlak


etika, moral dan akhlak


PENDAHULUAN

            Di era global ini yang semakin berkembang dan maju perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam. Manusia cenderung meniru pola hidup yang bergaya serta mewah sehingga lupa dengan adanya etika, moral dan akhlaq yang kurang dihiraukan ataupun dijadikan pedoman dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan manusia pada kenyataannya sekarang kurang pengetahuan akan etika, moral dan akhlaq, padahal sejarah agama menunjukan bahwa kebahagiaan yang ingin didapatkan dengan menjalankan syariah agama yang hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlaq yang baik.
            Selama ini, pelajaran etika, moral dan akhlaq sudah diperkenalkan sejak di sekolah dasar, yakni pada Pendidikan Agama Islam serta Pancasila. Namun, pelajaran etika, moral dan akhlaq kurang diaplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Timbulnya kesadaran akhlaq merupakan pangkalan yang menentukan corak hidup manusia. Kesadaran akhlaq adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri dimana dapat melihat serta merasakan diri sendiri terhadap sesuatu yang baik maupun yang buruk, halal dan haram, haq dan batil, serta boleh maupun tidak boleh dilakukan.
      Sebagai generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika para generasi penerus ini kurang memiliki atau bahkan tidak memiliki etika, moral dan akhlaq. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini supaya menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral dan akhlaq generasi penerus Indonesia, khususnya mahasiswa.

A.    Pengertian Etika Moral Dan Akhlaq
1.      Etika
Etika, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti filsafat tentang kehendak, tentang baik dan buruk mengajarkan tentang kesusilaan. Sedangkan menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata “ethikos”, yang memiliki arti yaitu timbul dari kebiasaan. Jadi etika bisa diartikan segala sesuatu, dimana memiliki cabang utama filsafat yang mempelajari baik dan buruk nilai atau kualitas mengenai standar penilaian moral. Atau bisa juga diartikan sebagai suatu ajaran mengenai ukuran baik dan buruk yang berasal dari akal, karena etika merupakan bagian dari filsafat. Etika merupakan sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sesama tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika adalah sebuah tatanan perilaku yang didasarkan atas suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika berkaitan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia (Rahmat Djatnika, 1992:26).
Etika dalam Islam tidak hanya mengajarkan dan menuntun manusia untuk bertingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk. Namun, Etika Islam juga menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an serta al-Hadits yang shohih. Etika Islam memiliki sifat universal dan komprehensif, yang dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia. Etika Islam juga mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta memperbaiki perbuatan manusia.
2.      Moral
Moral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti kesusilaan, budi pekerti. Sedangkan menurut bahasa Latin yaitu “mores” yaitu memiliki arti sebagai istilah penilaian manusia atas tindakannya. Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya merupakan tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Atau dapat dikatakan bahwa moral adalah suatu hal yang berhubungan dengan suatu proses sosialisasi.
Moral pasti dimiliki oleh manusia. Namun, jika seseorang tidak memiliki moral maka ia disebut amoral. Moral pada zaman sekrang memiliki sifat yang tersirat, karena banyak orang yang memiliki moral, namun dari sudut pandang yang sempit. Penilaian terhadap moral bisa diukur melalui kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Moral dapat diibaratkan sebagai nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyaraka. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral merupakan perbuatan atau tingkah laku atau ucapan manusia dalam berinteraksi dengan manusia lain. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
3.        Akhlaq
Akhlaq dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sikap yang digerakkan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan dari manusia baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama manusia. Sedangakan menurut bahasa Arab yaitu “khuluq” artinya budi pekerti, tabiat, dan watak. Dapat diartikan juga bahwa  akhlaq berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu Tuhan.
Pengertian Akhlaq menurut tokoh- tokoh penting, yaitu menurut Abdul Hamid Yusuf akhlaq adalah ilmu yang memberikan keterangan tentang perbuatan yang mulia dan memberikan cara-cara untuk melakukannya (Mahjuddin, 2004: 9). Menurut Ja’ad Maulana, akhlaq adalah ilmu yang menyelidiki gerak  jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari perbuatan dan perkatan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk (Zahruddin, 2000: 6). Sedangkan  akhlaq menurut Ahmad Amin adalah kehendak yang biasa dilakukan. Artinya segala sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan, disebut akhlak (Amin, 1995: 62).

B.     Perbedaan Etika, Moral & Akhlaq
Etika, moral dan akhlak merupakan salah satu cara untuk menciptakan keharmonisan dalam hubungan antara sesama manusia (habl minannas) dan hubungan vertikal dengan khaliq (habl minallah). Namun, dari ketiganya ini  memiliki perbedaan dari segi pengertian, dan tolak ukurnya. Dari ketiganya mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik. Ketiganya juga merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Hal yang membedakan antara etika, moral, dan akhlaq dapat disimpulkan antara lain :

  • Etika merupakan penilaian suatu hal yang ukurannya adalah akal manusia.
  • Etika bersifat temporar, sangat bergantung dengan aliran filosofis dari orang yang menganutnya
  • Etika merupakan filsafat nilai pengetahuan tentang kesusilaan
  • Etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan hati nurani
  • Etika sendiri baik dan buruknya ditentukan oleh akal pikiran manusia yang bertujuan untuk menciptakan keharmonisan
  • Moral merupakan penilaian suatu hal yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku.
  • Moral sebagai aturan baik buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya yang dianut oleh sekelompok masyarakat juga bertujuan untuk terciptanya keselarasan hidup manusia
  • Etika dan moral bersifat relatif, dinamis, dan nisbi
  • Akhlaq merupakan suatu hal yang ukurannya adalah wahyu Allah
  • Akhlak merupakan bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah
  • Akhlak lebih bersifat transendental
  • Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah.


KESIMPULAN
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya merupakan akal karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Serta, Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau dikenal juga sikap hidup yang merupakan  ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Ethika Islami.Jakarta:Pustaka Panjimas.1996.

Mahjuddin.Konsep Dasar Pendidikan Ahlaq.Jakarta:Kalam Mulia.2004.

Sinaga,Hasanuddin dan Zahruddin.Pengantar Studi Ahlaq.Jakarta:PT Raja Grafindo  Persada.2004.


oleh : Titin Mulyana, dkk...

Comments

Popular posts from this blog

ALIRAN NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

ORGANISASI PENDIDIKAN : JENIS DAN STRATEGI PENGUATAN

IPTEK dan Seni Dalam Pandangan Islam