A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan sarana untuk
terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain. dengan adanya
komunikasi maka terjadilah hubungan sosial. karena manusia itu adalah sebagai
makhluk sosial, maka terjadilah interaksi timbal balik. Orang yang masih hidup
tidaklah mungkin akan terlepas dari komunikasi, walaupun bukan berarti semua
perilaku adalah komunikasi. Komunikasi terjadi dalam hampir setiap kegiatan
manusia. Untuk lebih tegas dapat dikatakan bahwa banyak kegiatan manusia yang
hanya bisa terjadi dengan bantuan komunikasi. Komunikasi adalah proses
penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik
langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa
nonverbal. Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting
kedudukannya, bahkan ia sangatbesar peranannya dalam menentukan keberhasilan
pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu
pencapaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor komunikasi ini, khususnya
komunikasi pendidikan.
Di dalam pelaksanaan pendidikan
formal (pendidikan sekolah), tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat
menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses
komunikasi, baik komunikasi yang berlangsung secara intra personal maupun
secara antar personal. Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi terampil
berkomunikasi, dan mengetahui prinsip-prinsip komunikasi baik di dalam
pendidikan maupun masyarakat.
B. Kerangka Konseptual
1. Pengertian Komunikasi Pendidikan
Kata komunikasi berasal dari kata
latin cum, yaitu kata depan yang berarti “dengan” dan “bersama dengan”, dan
unus, yaitu kata bilangan yang berarti “satu”. Dari kedua kata itu terbentuk
kata benda communio yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti
“kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan”. Untuk
ber-communio, diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja
communicareyang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian
kepada seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, berteman. Kata kerjacommunicare itu
pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communication, atau dalam bahasa
Inggris communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi. Berdasarkan
berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, secara
harfiyah komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran
pikiran, atau hubungan.
Komunikasi pendidikan adalah aspek
komunikasi dalam dunia pendidikan, atau komunikasi yang terjadi pada bidang
pendidikan. Jadi segala interaksi yang terhubung dalam semua aspek pendidikan
yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Hal ini sesuai
dengan konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu: ing
ngarso sung tulodho, ig madya mangun karso, tut wuri handayani, yang artinya:
di depan memeberi contoh atau teladan yang baik, di tengah membangun kehendak /
kemauan (inisiatif), di belakang memberi dorongan / semangat.
2. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Dalam dunia pendidikan, komunikasi
mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
Affandi bahwa fungsi komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi
Informatif (menyampaikan informasi).
Komunikasi berfungsi untuk memberikan keterangan, data, maupun informasi lain
yang berguna bagi kehidupan manusia. Dengan melalui komunikasi, seorang
pendidik dapat menyampaikan apa saja yang ingin disampaikan kepada peserta
didiknya baik melalui lisan maupun tulisa.
b. Fungsi
Edukatif. Komunikasi berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam
menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena
banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.
c. Fungsi
Persuasif (mempengaruhi dan dipengaruhi orang).
Komunikasi sanggup membujuk orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang
diinginkan oleh komunikator. Membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan,
baik bersifat motifasi maupun bimbingan, bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak diri sendiri
(bukan hasil pemaksaan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri.
d. Fungsi
Rekreatif. Dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Seperti
mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan, dsb. Hal ini dapat memberikan
refleksi kepada pikiran para peserta didik yang mungkin jenuh dengan pelajaran
yang dianggap mereka berat.
3. Unsur-Unsur Komunikasi Pendidikan
Adapun unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam dunia pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Manusia.
Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji, dan penerima
pesan. Dalam hal ini terdapat pendidik yang bertugas sebagai komunikator yang
menyampaikan informasi kepada murid dan peserta didik yang bertugas sebagai
komunikan yang menerima informasi.
b.
Interaksi
antara pendidik (komunikator) dengan peserta didik (komunikan).
c. Materi
Pendidikan. Ajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk
ide, fakta, arti, dan data. Contoh: semua bidang studi seperti IPS, IPA,
Bahasa, Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan, dll.
d. Alat.
Banyak tokoh teknologi pendidikan yang mengemukakan bahwa belajar akan berhasil
jika hasil belajar itu memberikan rasa senang kepada diri anak. Dan salah satu
penunjang yang dapat memunculkan rasa senang tersebut adalah sarana ataupun
alat yang digunakan. Adapun alat-alat persebut adalah dapat dicontohkan sebagai
berikut:Papan
tulis, Papan tulis digunakan di setiap kelas. Bulletin board dan display, alat
ini biasanya dibuat secara khusus dan digunakan untuk mempertontonkan pekerjaan
siswa, gambar-gambar, poster, atau objek berdimensi lain. Gambar dan ilustrasi
fotografi, gambar ini tidak diproyeksikan, terdapat di sekitar kita dan relatif
mudah diperoleh untuk ditunjukkan kepada anak. Slide dan filmstrip, gambar yang
diproyeksikan, dapat dilihat dan mudah dioperasikan. Film, film pendidikan
dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Rekaman
pendidikan (recording), dengan alat ini dapat mendengarkan cerita, pidato,
pengajian, dll. Radio pendidikan. Televisi pendidikan. Peta dan globe, penyajian
fisual dari bumi yang berupa lembaran ataupun berbentuk bola. Buku pelajaran, alat
teknologi pendidikan lainnya yang berupa laboratorium bahasa, komputer, dan
sarana prasarana lain penunjang pendidikan. Metode dan Teknik, prosedur rutin
atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, dll agar proses
pembelajaran dapat disampaikan dengan komunikasi yang sebaik-baiknya. Contoh:
pengajaran terprogram, belajar sendiri, simulasi, permainan, tanya jawab, dll. Lingkungan,
situasi sekitar atau tempat dimana peristiwa atau pesan diterima. Contoh:
lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana
belajar, studio, auditorium, museum, taman, dll. Non fisik: penerangan,
sirkulasi udara, dll.
4.
Model Komunikasi
Komunikasi
pendidikan merupakan komunikasi timbal balik antara pihak satu dengan pihak
lainnya dan mengandung maksud atau tujuan tertentu yang diinginkan. Komunikasi
penddikan dilakukan oleh orang tua ataupun guru sebagai pendidik dan anak
sebagai peserta didik, terutama apabila dilakukan secara sadar dengan tujuan
untuk mendidik, yaitu mengantarkan anak menjadi dewasa. Dalam hal ini, yang
penting adalah maksud berlangsungnya komunikasi itu sendiri. Karena tujuan pendidikan
menjadi hal pokok, maka kegiatan komunikasi pendidikan merupakan kegiatan yang
disusun dan direncanakan secara sistematis. Adapun beberapa model komunikasi
adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi
dengan Allah. Komunikasi dengan Allah merupakan dasar utama dalam menata
hubungan antar sesama, karena adanya hablum minallah dan hablum minannas.
Kekuatan komunikasi kepada Allah tergantung kepada keimanan dan kedekatannya
dengan Allah yang dapat dicapai dengan berdoa, dzikir, shalat, dan berbagai bentuk
ibadah lainnya. Komunikasi ini dapat dilakukan kapanpun; saat berdiri, duduk,
berbaring, berjalan, bekerja, dan dalam berbagai aktifitas lainnya. Jika
diartikan ke dalam keluarga,maka semakin kuat sebuah keluarga mengingat akan
Allah, semakin besar kemungkinan keluarga tersebut menjadi sakinah. Substansi
komunikasi dengan Allah adalah menciptakan kedamaian hati manusia. Keluarga
sakinah adalah keluarga yang tenang, damai, dan tenteram karena seluruh anggota
keluarganya senantiasa mengingat Allah SWT.
b. Komunikasi
antar anggota keluarga. Ayah sebagai pemimpin keluarga dan ibu sebagai pemimpin
rumah tangga yang memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan
kepribadian anak. Keluarga sakinah dibangun oleh pemimpin yang shaleh, memiliki
akhlak mulia, menjadi teladan, demokratis, berwawasan luas, memiliki jiwa
pendidik, dan mampu memengaruhi keluarganya dalam membangun keluarga yang
sakinah. Dalam membangun komunikasi dalam keluarga, orangtua seyogianya selalu
berdoa agar kondisi keluarganya senantiasa berada dalam kondisi baik dan dalam
lindungan Allah. Doa yang dipanjatkan secara tulus, ikhlas, dan penuh
pengharapan memiliki energi khusus yang mampu mendorong terwujudnya substansi
doa tersebut. Sementara, posisi istri sebagai permata hati tercermin dalam
ketaatannya kepada suami, kesalehannya dalam beribadah, mendidik anak-anak
denga penuh cinta dan kasih sayang, menjaga kehormatan diri dan keluarga,
berperilaku ramah, sopan, dan lembut. Hal yang sama juga pada anak-anak yang
senantiasa memberikan ketenteraman dan kedamaian bagi orangtuanya. Keluarga
memiliki hubungan yang harmonis jika seluruh anggotanya saling menghormati dan
menghargai dengan berlandaskan kepada ajaran agama.
c. Komunikasi
di sekolah (SMCR). Dalam mengembangkan konsep teknologi pendidikan ada satu model
yang sederhana namun berguna yang perlu disoroti, yaitu model SMCR (source,
message, channel, receiver) yang artinya (sumber, pesan, saluran, penerima).
Model ini menunjukkan dua konsep, yaitu (1) berhubungan dengan keseluruhan
proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima, dan (2) menunjukkan
adanya unsur-unsur yang terlibat di dalam proses. Murid (penerima) dan guru
atau bahan (sumber) adalah bagian internal teknologi pendidikan, dan dipandang
sebagai komponen komunikasi penting. Mereka tidak dipandang sebagai hal yang
ada di luar kepentingan proses komunikasi itu sendiri, dan karena itu juga
tidak diluar proses teknologi pendidikan. Isi pesan, termasuk juga struktur dan
cara treatmennya dilihat juga sebagai bagian proses komunikasi, dan karena itu
adalah bagian dari teknologi pendidikan. Lima macam indera yang merupakan
saluran komunikasi, merupakan bagian dari proses komunikasi. Ini merupakan
suatu konsep yang lebih luas, dari pengalaman melalui “mata dan telinga”
konsepsi gerakan pengajaran audio visual. Semua jenis pesan yang disampaikan
dengan menggunakan semua jenis sandhi (kata-kata, lambang, dan sandi konkrit
yang menggunakan gerakan pengajaran audio visual) dipandang sebagai bagian
proses komunikasi, dan karena itu merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Walaupun
model di atas menunjukkan situasi linier, sesungguhnya situasi komunikasi
jarang berlangsung secara satu arah. Komunikasi pada umumnya berjalan secara
dua arah. Model komunikasi yang lebih komplek memperlihatkan hal ini dengan
menambahkan satu unsur yang disebut umpan balik (feed-back). Umpan balik adalah
informasi yang dikirimkan kembali ke sumber, oleh penerima yang menunjukkan
bagaimana responnya terhadap pesan yang diterimanya.
d. Komunikasi
dengan masyarakat luas. Hubungan komunikasi tidak terbatas pada keluarga dan
sekolah saja, melainkan juga dengan masyarakat yang lebih luas. Posisi kita,
selain sebagai anggota keluarga, juga menjadi anggota masyarakat yang jauh
lebih besar. Sebagai anggota masyarakat, kita harus memiliki kepedulian dan mau
bergaul dengan anggota masyarakat yang lainnya. Sikap individualistis, acuh tak
acuh terhadap orang lain, dan menutup diri dari komunikasi dengan warga
masyarakat akan menjadikan kita sebagai warga masyarakat yang aneh dan
tersingkir dalam pergaulan sosial. Sebaliknya kita harus membuka diri,
membangun komunikasi sebaik mungkin dan seluas mungkin dengan warga masyarakat
lainnya akan terjalin secara baik.
SIMPULAN
Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan
dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara
tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal. Komunikasi dalam pendidikan merupakan
komunikasi ataupun interaksi yang terjadi di dalam dunia pendidikan, bahkan ia
sangatbesar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang
bersangkutan. Ada beberapa Fungsi komunikasi antara lain : Fungsi Informatif
(menyampaikan informasi): Komunikasi berfungsi untuk memberikan keterangan,
data, maupun informasi lain yang berguna bagi kehidupan manusia. Fungsi
Edukatif: Komunikasi berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam
menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Fungsi Persuasif (mempengaruhi dan
dipengaruhi orang): komunikasi sanggup membujuk orang untuk melakukan sesuatu
sesuai kehendak yang diinginkan komunikator. Fungsi Rekreatif: komunikasi dapat
memberikan hiburan pada saat yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arni, Muhammad. 1995. Komunikasi
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Danim, Sudarwan. 1995. Media
Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hardjana, Agus M.. 2007.
Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.
Miarso, Yusufhadi dkk. 1986.
Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar
Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Uchyono, Effendi Onong. 1986.
Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung: Remaja Karya.
Yusuf, Pawit M. 1990. Komunikasi
Pendidikan dan Intruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Blog, Henique. Komunikasi Pendidikan. Diakses dari:
bloghenique.blogspot.com/2012/02/komunikasi-pendidikan.html pada 15 November
2013. 10.30 WIB
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal
(Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm. 10.
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), hlm. 34.
Henique Blog, Komunikasi Pendidikan
(bloghenique.blogspot.com/2012/02/komunikasi-pendidikan.html)
Yusufhadi Miarso dkk., Teknologi Komunikasi Pendidkan (Jakarta:
Rajawali, 1986) hlm. 6-7.
Comments
Post a Comment