Pendahuluan
Tarekat
merupakan cara bagi orang-orang yang menjalankan laku mistis atau tasawuf untuk
mencapai tujuan utamanya, yakni memperoleh cita-cita ma’rifat pada alam ghaib
dan mendapatkan penghayatan langsung pada zat allah atau Al-haq.
Pada
dasarnya tarekat dunia tasawuf tidak terbatas jumlahnya karena setiap manusia
mencari dan merintis jalan sesuai dengan kemampuan ataupun taraf kesucian
hatinya masing-masing. Oleh karenanya tidak mengherankan jika banyak dijumpai
berbagai jenis tarekat dalam dunia tasawuf.
A. Pengertian Tarekat
Secara
etimologi pengertian tarekat berasal dari bahasa arab “ thariq" yang
berarti jalan, cara, keadaan, haluan, aliran pada garis sesuatu. Sedangkan
menurut istilah tarekat ialah perjalanan seorang slidik (pengikut tarekat)
manuju tuhan dengan cara menyucikan diri. Dengan kata lain tarekat ialah
perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri pada
Tuhan.
Syarat
utama yang perlu diperhatikan oleh pengikut tarekat ialah untuk mendekatkan
diri pada Tuhan, tidak dibenarkan meninggalkan syari’ah. Untuk itu setiap
pengikut tarekat harus dibimbing oleh Syekh Mursyid (pembimbing) yang
bertanggungjawab.
Sebaliknya
para murid tarekat harus senantiasa berlaku zuhud, tawadhu, banyak berzikir,
berwirid dan berdo’a, disamping mengamalkan syariat yang benar agar segalanya
dapat terkendali pengikut tarekat. Metode semula dipergunakan oleh seorang sufi
besar dan kemudian diikuti oleh murid-muridnya sebagaimana halnya mazhab-mazhab
dalam bidang fiqh dan firqah dalam bidang kalam. Tarekat merupakan gerakan
kesufian popular sebagai bentuk terakhir gerakan tasawuf tampaknya tidak juga
tidak begitu muncul.
Jadi
yang dimaksud dengan tarekat ialah suatu system dan cara-cara beramal dari
irsyad (pembimbing) seorang guru terhadap murid-muridnya yang mengikat dalam
suatu mazhab tertentu yang pada dasarnya untuk menjalankan sunnah Rasulullah
saw secara optimal dan sungguh-sungguh.
B.
Jenis-jenis Tarekat dan Ajarannya
1. Tarekat Khalawatiyah,
Tarekat khalawatiyah didirikan oleh Abdul Qodir Suhrawardi dan Umar Suhrawardi.
Tarekat ini membagi manusia menjadi tujuh tingkatan yaitu:
a. Manusia
yang berada dalam nafsul ammarah Seperti jahil, kikir, sombong, gemar kepada
kejahatan dan dipengaruhi syahwat dan sifat-sifat tercela lainnya.
b. Manusia
yang berada dalan nafsul lawwamah. Maksudnya mereka yang gemar meninggalkan
perbuatan buruk, dan berbuat saleh tetapi suka bemegah-megahan.
c. Manusia
yang berada dalam nafsul mulhamah.
d. Manusia
yang berada dalam nafsul muthma’innah.
e. Manusia
yang berada dalam nafsul radhiyah.
f. Manusia
yang berada dalam nafsulmardiyah.
g. Manusia
yang berada dalam nafsulkamillah.
Tarekat
khalawatiyah ini mengajarka ajaran spiritual yang merupakan gabungan berbagai
tekhnik spiritual lainnya.
2. Tarekat Naqsyabandiyah.
Pendiri tarekat naqsyabandiyah ini adalah Muhammad bin Baha’uddin Al-huawaisi
Al-Bukhari (717-791 H). Naqsyabandiyah ini mempunyai arti yaitu lukisan, karena
ia ahli dalam memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib. Tarekat
naqsyabandiyah ini mengajarkan cara berdo’a, baca al-qur’an dan berzikir-zikir
yang sangat sederhana. Namun tarekat ini lebih mengutamakan zikir dalam hati
daripada zikir dengan lisan. Ada enam dasar yang dipakai sebagai pegangan untuk
mencapai tujuan Dallam tarekat ini, yaitu:
a. Taubat
b. Uzla
c. Zuhud
d. Takwa
e. Qona’ah
dan
f. Taslim.
Sedangkan
Hukum yang dijadikan dalam tarekat ini ada enam, yaitu:
a. Zikir
b. Meninggalkan
hawa nafsu
c. Meninggalkan
kesenangan duniawi
d. Melaksanakan
ajaran agama dengan sungguh-sungguh
e. Berbuat
baik kepada makhluk Allah
f. Mengerjakan
amal kebaikan.
3. Tarekat Qadiriyah.
Tarekat qadariyah ialah tarekat yang pertama yang disebut dengan sumber-sumber
pribumi. Tarekat ini didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani, seorang ulama
yang zahid. Ia mempunyai sekolah untuk melakukan suluk dan latihan-latihan
kesufian di Baghdad.. Sejak kecil Syekh Jailani adalah anak yang berbakti pada
orang tua, jujur, gemar belajar, dan beramal serta menyayangi fakir miskin dan
selalu menjauh dari hal-hal yang bersifat maksiat. Tarekat ini mengamalkandan mengajarkan zikir
dan wirid tertentu, dan mengajarkan cara mengatur nafas pada waktu berzikir.
Ajaran ini merupakan adaptasi dari teori emanasi yang tidak lama kemudian
sangat popular di Indonesia.
4. Tarekat Rifa’iyah.
Tarekat rifa’iyah didirikan oleh Syekh Ahmad bin Ali Al-Rifa’I (1106-500 H).
Ciri khas tarekat Rifaiyah adalah pelaksanaan zikirnya yang dilakukan
bersama-sama diiringi oleh suara gendang yang bertalu-talu. Zikir tersebut
dilakukan sampai mencapai suatu keadaan dimana mereka dapat melakukan
perbuatan-perbuatan yang menakjubkan.
5. Tarekat Sammaniyah.
Kemunculan tarekat ini bermula dari kegiatan Syekh Muhammad Saman, seorang guru
mahsyur yang mengajarkan tarekat di Madinah. Banyak orang Indonesia yang pergi
kesana untuk mengikuti pengajarannya. Sebagai guru besar tasawuf, syekh
Muhammad Saman terkenal akan kesalehannya, kezuhudan, dan kekeramatannya. Tarekat
sammaniyah ini juga mewiridkan bacaan zikir yang biasanya dilakukan secara
bersama-sama pada malam jum’at di masjid dan mushalla sampai tengah malam.
Selain itu ibadah yang diamalkan oleh syekh yang diikuti oleh murid-muridnya
sebagai tarekat antara lain sholat sunat asyraq dua raka’at, sholat sunnah
dhuha, memperbanyak rhiadhah, dan menjauhkan diri dari kesenangan duniawi.
6. Tarekat Syaziliyah.
Pendiri tarekat syaziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy;Syazili, seorang ulama
dan sufi besar. Ia dilahirkan pada 573 H disuatu desa kecil di kawasan
Maghribi. Ali Syazali sangat saleh dan alim. Tutur katanya enak didengar dan
mengandung kedalaman makna. Bahkan bentuk tubuhnya dan wajahnya mencerminkan
keimanan dan keikhlasan. Pengikut tarekat ini sangat luar biasa banyaknya. Tarekat
syaziliyah merupakan tarekat yang paling mudah pengamalannya. Dengan kata lain
tidak membebani syarat-syarat yang berat kepada syekh tarekat seperti di bawah
ini:
a. Meninggalkan
segala perbuatan maksiat
b. Memelihara
segala ibadah wajib
c. Menunaikan
ibadah-ibadah sunnah
d. Zikir
kepada Allah SWT sebanyak mungkin
e. Membaca
shalawat.
7. Tarekat Tijaniyah.
Pendiri tarekat Tijaniyah ialah Abdul Abbas bin Muhammad bin Muchtar At-Tijani
(1737-1738), seorang ulama Algeria yang lahir di ‘Ain Mahdi. Keistimewaannya
adalah ketika berumur 7 tahun ia sudah menghafal Al-Qur’an, kemudian
mempelajari pengetahuan islam yang lain, sehingga ia menjadi guru dalam usia
belia. Pendiri tarekat ini telah mempelajari rahasia-rahasia bathin, bahkan
dalam keadaan terjaga ia bertemu dengan Muhammad saw yang mengajarkannya wirid,
istighfar, dan shalawat. Wirid-wirid yang diajarkan tarekat tijaniyah sangat
sederhana seperti istighfar, shalawat, tahlil. Semua wirid tersebut boleh
diamalkan dua waktu sehari.
Simpulan
Dari
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa tarekat ialah suatu system dan
cara-cara beramal dari irsyad seorang guru terhadap muridnya yang mengikat
dalam suatu mazhab tertentu yang pada dasarnya untuk menjalankan sunnah
Rasulullah saw secara optimal dan sungguh-sungguh.
Syarat
utama yang perlu diperhatikan oleh pengikut tarekat ialah untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Setiap pengikut tarekat harus dibimbing olea Syekh Mursyid yang
bertanggungjawab. Jenis-jenis
tarekat ada tujuh, yaitu:
1)
Tarekat Khalawatiyah
2)
Tarekat Naqsyabandiyah
3)
Tarekat Qadiriyah
4)
Tarekat Rifa’iyah
5)
Tarekat Sammaniyah
6)
Tarekat Syaziliyah
7)
Tarekat Tijaniyah
diambil dari : http://ihsanefendiry.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-tarekat-dan-ajarannya.html
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri
Basyir, Ilmu Tasawuf, Yayasan Pena Banda Aceh, Bandung: 2005
Prof.
Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007
Prof.
Dr. Abu Su’ud, Islamologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2003
Abu
Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat, Ramadhani, Solo: 1993
Fadhullah
Haeri, Belajar Mudah Tasawuf , PT. Lentera Basritama, Jakarta: 2001
Comments
Post a Comment