Strategi dan Perencanaan Pengembangan Keagamaan Pada Anak Usia Dini

  A.       Strategi Pengembangan Keagamaan Pada PAUD 1.        Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT Diantara cara membimbing anak menuju akidah yang benar adalah dengan mendidik mereka untuk mencintai Allah. Pendidikan ini harus diberikan sejak   ini. Pada saat tersebut, mulailah mereka diperkenalkan kepada makhluk-makhluk Allah (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) yang terdekat disekitar mereka.   Selain itu, juga perlu diupayakan adanya keterikatan antara mereka dengan yang   telah menciptakannya, pemilik keagungan, pemberi nikmat, dan maha dermawan.   Dengan bentuk seperti ini anak pasti akan mencintai Allah (Rajih, 2008: 87-88) Rasa cinta kepada Allah beserta seluruh ciptaannya dapat diperkenalkan pada anak usia dini melalui pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik tersebut akan mengenalkan akan pada makhluk ciptaan Allah sekaligus mengenalkan anak untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan proses mengamati. Menciptakan rasa cinta kepada Allah juga diikuti oleh men

Ketahanan Nasional


   
PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara khususnya dalam upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa secara terus-menerus berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungannya tersebut meliputi lingkungan alamiah maupun lingkungan sosial dan lingkungan dalam negeri maupun lingkungan luar negeri atau sering dinamakan lingkungan regional, nasional, maupun internasional.
Proses interaksi dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan dan merugikan. Dampak yang menguntungkan akan mendorong dan memperkuat laju pencapaian tujuan nasional. Sebaliknya, dampak yang merugikan berupa ancaman-ancaman akan menghambat pencapaian tujuan nasional. Bahkan apabila intensitasnya tinggi, ancaman-ancaman tersebut akan membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Oleh karena itu, guna menghadapi segala bentuk ancaman dalam rangka kelangsungan hidup bangsa dan negara serta dalam upaya pengembangan hidup bangsa, kita memerlukan ketahanan nasional yang tinggi.

            B. Tujuan
1.      Memahami pengertian dan sejarah ketahanan nasional.
2.      Mengetahui unsur-unsur ketahanan nasional.
3.      Mengetahui peran asta gatra dalam mewujudkan ketahanan nasional.

A.           Pengertian dan Sejarah Ketahanan Nasional
Ketahanan berasal dari kata bahasa Jawa tahan  yang berarti kuat, tangguh, ulet. Kata tersebut juga berarti dapat menguasai diri, tidak mudah menyerah. Ketahanan berarti kekuatan, ketangguhan, dan keuletan dalam kerangkan kesadaran. Kata nasional berasal dari kata bahasa Inggris nation yang berati bangsa ynag telah menegara.
Dikutip dari Lemhannas menyebutkan bahwa ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi  dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsumg membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
Sehingga berdasarkan pengertian diatas  ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut dibina secara dini, terus menerus, dan sinergik mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional yang bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses kelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa suatu konsepsi yang dirancang dan dirumuskan  dengan memperhatikan ondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsepsi itu dinamakan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia diperlukann kemampuan, keuletan, dan ketangguhan bangsa dalam menghadapi ancaman melalui pembinaan dan penggunaan kemampuan atau kekuatan yang berpangkal pada pendekatan abstrak atau nonfisik yang bersifat persuasif sesuai dengan ajaran Pancasila dan UUD 1945 serta berpedoman kepada Wawaan Nusantara.
Kehidupan bangsa Indonesia sejak Prolamasi Kemerdekan 17 Agustus 1945 tidak  luput dari berbagai gejolak dan ancaman di dalam negeri maupun luar negeri yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Meskipun demikian, bangsa dan negara Indonesia selain telah mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari ancaman luar negeri, antara lain agresi militer Belanda, juga telah mampu menegakkan wibawa pemerintah terhadap gerakan separatis, pemberontakan PKI, DI/TII, bahkan mampu merebut kembali Irian Jaya ke dalam negara kesatuan Repulik Indonesia.
Keadaan geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, potensi sumber kekayaan alam, jumlah dan kemampuan penduduk yang dimilikinya telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antarnegara maju. Hal tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi bahkan membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi negara kesatuan Republik Indonesia.
B.            Unsur-unsur Ketahanan Nasional
Dalam mewujudkan ketahanan nasional terdapat 8 unsur yang sangat penting yang tercermin dalam sistematika Astagatra (delapan aspek) yang terdiri dari tiga aspek alamiah (Trigatra) dan lima aspek sosial (Pancagatra).
·           Unsur Alamiah (Trigatra)
1.  Aspek Geografi. Geografi suatu negara adalah segala sesuatu yang terdapat pada permukaan bumi. Hal ini dapat dibedakan antara hasil proses alam dan hasil ulah manusia yang memberikan gambaran tentang karakteristik wilayah ke dalam maupun ke luar. Bentuk dalam menampakkan corak, wujud, isi, dan tata susunan wilayah negara, sedangkan bentuk ke luar menampakkan situasi dan kondisi lingkungan serta hubungan timbal balik antara negara dengan lingkungannya. Geografi ini mempunyai unsur-unsur yang sangat mempengaruhi isi secara fisik maupun nonfisik. Berdasarkan karakter geografi, setiap negara dapat menjadikan dirinya sebagai pusat lingkungannya sehingga terwujud posisi silang, dengan dirinya sebagai titik pusat. Berdasarkan karakteristik geografinya, Indonesia berada pada posisi silang dunia, yaitu antara dua benua dan dua samudra. Posisi silang ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga nonfisik berupa berbagai pengaruh dan aliran sosial. Karakteristik geografi ke dalam merupakan kesatuan wilayah, baik wilayah darat, kepulauan, atau wilayah pulau dan wilayah daratan dengan sebagian wilayah yang bersifat kepulauan. Karakteristik geografi ke luar menunjukkan keterkaitan dengan lingkungannya, seperti halnya posisi tiap subjek terhadap lingkungannya. Saling keterhubungan itu mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiami sebuah wilayah negara.
2.      Aspek Kekayaan Alam. Kekayaan alam suatu negara ialah segala sumber dan potensi alam yang terdapat di lingkungan ruang angkasa, atmosfir, permukaan bumi (daratan dan lautan), dan di dalam bumi yang berada di wilayah kekuasaan/yurisdiksinya. Menurut jenisnya, terdapat 7 golongan kekayaan alam, yaitu : 1)hewani/fauna; 2)nabati/flora; 3)mineral/minyak bumi, biji besi, batu bara, uranium, dan lain-lain); 4) tanah(tempat tinggal, tempat bercocok tanam, dll); 5) udara; 6)potensi ruang angkasa dan 7)energi alami. Menurut sifatnya ada 3, yaitu kekayaan yang dapat diperbaharui, kekayaan yang tidak dapat diperbaharui, dan kekayaan yang tetap.
3.     Aspek Kependudukan. Masalah kependudukan biasanya dikaitkan dengan pencapaian tingkat kesejahteraan dan keamanan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa jumlah penduduk, komposisi penduduk, persebaran penduduk, dan kualitas penduduk.
·           Unsur Sosial (Pancagatra)
1.  Ketahanan Ideologi. Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan suatu kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideologi terkandung konsep-konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi bergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi kehidupan manusia, baik sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat. Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala TAHG yang berasal dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi bangsa dan negara Indonesia. Negara Indonesia menganut ideologi Pancasila yang merupakan suatu tatanan nilai yang digali atau dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun tumbuh berkembang dalam masyarakat Indonesia. Ideologi Pancasila berisi lima sila yang merupakan satu kesatuan ang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya.
2.  Ketahanan Politik. Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi TAHG yang datang dari luar maupun dari dalam dan yang langsung maupun secara tidak langsung membahayakan kehidupan bangsa Indonesia.
3.  Ketaahanan Ekonomi.  Masalah perekonomian adalah satu aspek dari kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan bagi kebutuhan masyarakat yang meliputi produksi, distribusi, konsumsi barang dan jasa. Usaha-usaha itu dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun secara kelompok serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Pengertian ketahanan pada aspek ekonomi adalah kondisi dinamik kehidupan bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serat mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kehidupan kelangsungan hidup perekonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4.      Ketahanan Sosial Budaya. Hakikat sosial budaya mencakup dua segi, segi soasial dan segi budaya. Segi sosial berhubungan dengan manusia. Demi kelangsungan hidupnya, manusia harus mengadakan kerja sama dengan sesamanya. Segi budaya merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang terlembagakan. Pada dasarnya, pengertian sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Adapun pengertian budaya adalah sistem nilai yang merupaan hasil hubungan manusia dengan cipta, karsa, dan rasa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan
(Lemhannas, 2000). Pengertian ketahanan pada aspek sosial budaya adalah kondisi dinamik kehidupan bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mngandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serat mengatasi segala tantangan, ancmaan, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kehidupan kelangsungan hidup perekonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
5.    Ketahanan Pertahanan dan Keamanan. Pertahanan dan keamanan adalah daya upaya seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatusan Republik Indonesia. Pertahan dan keamanan negara Republik Indonesia dilaksanakan dengan mengerahkan dan menggerakkan seluruh potensi nasional, termasuk kekuatan masyarakat yang terintegrasi dan terkoordinasi guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia. Ketahanan nasional dalam aspek pertahanan dan keamanan dapat diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mngandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serat mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kehidupan kelangsungan hidup perekonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
C.           Pendekatan Asta Gatra dalam Mewujudkan Ketahanan Nasional
          Ketahanan naisonal yang terdiri dari delapan gatara yang meliputi aspek alamiah dan aspek sosial merupakan hubungan yang saling terikat sdan saling bergantung secara utuh menyeluruh sehingga membentuk tata laku masyarakat dalam sistem kehidupan nasional yang dapat mewujudkan ketahanan nasional. Hubungan keterkaitan antara trigatra dengan pancagatra dapat diartikan sebagai berikut.
1.   Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara dalam mempergunakan aspek alamiah (trigatra) sebagai dasar penyelesaian kehidupan nasional dalam segala bidang yang ada dalam pancagatra.
2.   Ketahanan nasional mengandung pengertian hoolistik yang di dalamnya terdapat hubungan antargatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (astagratra).
3. Kelemahan salah satu bidang mengakibatkan kelemahan bidang lain dan mempengaruhi kondisi keseluruhan.
4.    Ketahanan nasional bukan merupakan suatu resultan keterkaitan segenap gatranya, melainkan suatu resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi dinamis kehidupan bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

 Kesimpulan :
Walaupun dihadapkan pada berbagai tantangan yang berasal dari dalam maupun dari luar serta ancaman yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung, negara kesatuan Republik Indonesia masih tetap tegak berdiri sebagai suatu bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan dari manapun datangnya. Dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa kini dan masa depan, bangsa Indoneia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang diwujudkan dalam pendekatan asta gatra yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.



DAFTAR PUSTAKA

Lemhannas. 2000. Rumusan Hasil Seminar Materi dan Kurikulum Pendidikan Pendahuluan Bela Negara/Kewiraan. Lemhannas, Dephan RI, Jakarta.
Santoso Slamet, dkk.2017. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Comments

Popular posts from this blog

ALIRAN NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

ORGANISASI PENDIDIKAN : JENIS DAN STRATEGI PENGUATAN

IPTEK dan Seni Dalam Pandangan Islam