Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
- Get link
- Other Apps
A. Latar
Belakang
Hampir setiap saat kita
sering mendengar anjuran “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.”
Bahkan sebagai seorang guru, sering pula mengingatkan siswa untuk menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Apakah istilah bahasa
yang baik dan benar memang sudah dipahami maksudnya? Ataukah ada bahasa yang
baik dan ada bahasa yang benar ataukah bahasa yang baik adalah bahasa yang
benar? Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan
bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak
selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia
yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur
dan jenis pemakaian bahasa.
Ada pun berbahasa
Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang
mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan
bahasa yang benar atau betul.
Jadi, terkadang kita
menggunakan bahasa bahasa yang baik, artinya tepat, tetapi tidak termasuk
bahasa yang benar. Sebaliknya, terkadang pula mungkin kita menggunakan bahasa
yang benar yang penerapannya tidak baik karena situasi mensyaratkan ragam
bahasa yang baku. Maka anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan
yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “ bahasa
Indonesia yang baik dan benar”, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran (Depdikbud, 1988).
B. Pengertian
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.
Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan
bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan
pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu
pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas
utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala
yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh
adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode
dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi.
Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari
dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :
Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian
belakang ?
Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara
seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru :
Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino :
sudah saya kerjakan pak.
Pak guru :
baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino :
Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan
sosial
Contoh lain dari pada Undang-undang
dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam
undang-undang tersebut menunjukkan
bahasa yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan
benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di
pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan,
atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang
sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini.
Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
Apakah Bang Becak bersedia mengantar
saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa
Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak
cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di
atas, Berikut kalimat yang lebih tepat.
Berapa nih, Bu, tauge nya?
Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia
yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa
Indonesia (Formal) |
Bahasa Gaul
(informal) |
Aku, Saya |
Gue |
Kamu |
Elo |
Di masa depan |
kapan-kapan |
Apakah
benar? |
Emangnya
bener? |
Tidak |
Gak |
Tidak Peduli |
Emang gue
pikirin! |
|
|
Dari contoh diatas perbedaan antara
bahasa yang baku dan non baku dapat
terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik
dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami,
bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia
berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh pada: “Kami, putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi
alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang
kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam
ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya
menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Paragraph dibawah ini
cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku
atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat
yang cermat.
Dalam paradigma
profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring
komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis.
Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah
efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun
dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya,
apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah,
tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan
lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini
memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda
bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca
C. Pemakaian
Kata dan Kalimat
Kata yang dipakai dalam
Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat
dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau
sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicaraan (seperti:
sesuai dengan lawan bicara, topik pembicaraan, ragam pembicaraan, dsb.). Kata
yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan (yakni: EYD). Kalimat yang
dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif. Kalimat efektif
harus:
1.
Mudah dipahami oleh orang lain,
2.
Memenuhi unsur penting kalimat (minimal
ada subjek dan predikat, terutama untuk ragam tulis),
3.
Menggunakan kata yang tepat dan serasi,
4.
Gramatikal (seperti: menggunakan
pungtuasi dan kata yang baku, menggunakan struktur yang benar, frasa selalu
D-M, menggunakan kata yang morfologis, menggunakan kata yang sesuai dengan
fungsinya/kedudukannya),
5.
Rasional (yakni, menggunakan gagasan yang
dapat dicerna oleh akal sehat),
6.
Efisien (menggunakan unsur sesuai
kebutuhan, tidak boleh berlebihan),
7.
Tidak ambigu (tidak menimbulkan dua arti
yang membingungkan).
D. Pemakaian
Paragraf dalam Bahasa Indonesia
Paragraf yang dipakai dalam Bahasa
Indonesia adalah paragraf yang baik. Paragraf ini harus:
1.
Mempunyai satu pikiran utama,
2.
Mempunyai koherensi yang baik (hubungan
antar unsurnya sangat erat) dan semua unsurnya tersusun secara sistematis,
serta
3.
Menggunakan kalimat yang efektif.
E. Penggunanan
Bahasa Dikalangan Pelajar
Penggunan bahasa di
kalangan pelajar SD justru sangat sopan dan sangat jelas tutur katanya walupun
masi acak-acakan penempatan bahasa mungkin karena belum terpengarauh bahasa
moderenisasi. Mungkin ketika mereka beranjak kelas 5 dan kelas 6 mulai terlihat
bahasa yang aneh dan mulai memakai kata-kata yang tidak sopan misalya gue dan
elu.Mungkin disebabkan oleh pengaruh lingkungan tempat tinggal mereka,umumnya
mereka menyerap perkataan orang-orang yang dia lihat maupun mendengar perkatan
di televisi karena sekarang banyak acara-acara televisi yang memasukkan
bahasa-bahasa gaul di dalamnya dan mengikuti tren masa kini.
Perkembang bahasa dikalangan
pelajar SD akan terus berkebang sesuai jaman dan tidak pernah hilang karna
zaman terus berkembang dan bahasa pun ikut perkembang. Penggunaan bahasa justru
sangat memprihatinkan banyak bahasa yang tertinggal padahal banyak bahasa
Indonesia yang beraneka ragam seperti bahasa Sunda,Jawa,Madura dll yang kita
kenal justru bahasa yang kita kenal makin tertinggal atau malah sudah tidak
digunakan lagi. Salah satu Tulisan bahasa jawa: Bahasa gaul yang kini meluas di
kalangan pelajar sungguh sangat memperihatinkan karena sudah tidak mengenal
kesopanan dalam bertutur kata salah satu yang digemari bahasa gaul yang di
ucapkan oleh pelajar ataupun anak muda jaman sekarang ialah
“pede
aja lagi”
“
so what gitu lo”
“cape
dec”
Ataupun
dalam berbicara atau bertutur kata dengan seseorang anak muda dan pelajar menggunakan
bahasa gaul sebagai pola hidup yang wajar di ucapkan walaupun kata-katanya
tidak baku. Misalanya pede aja lagi:
“pede
aja lagi kitakan masih muda”
“kalau
kita sudah benar pede aje”
Atau
pun cape dec!
“kita gak jadi pergi cape dec”
“elu
salah coy cape dec”
Istilah
lain dalam penggunaan:
“cantik
= kece”
“dia = doski”
“sahabat = doski”
“mati = koit”
Ataupun
dalam bahasa inggris:
“sory = sori”
“comment = komen”
“top = ngetop”
“swear = suer”
“gang
= geng”
Ungkapan
kata-kata diatas mungkin salah satu kata moderenisasi yang di buat oleh anak
muda dan masyarakat. Beda halnya dengan anak Sekolah Menengah Atas yang
menggunakan bahasa Indonesia dengan mecampur adukan bahasa gaul dan bahasa inggris,karna
di masa-masa SMA para remaja mulai memasuki kehidupan yang lebih dewasa dan
akan membaur oleh masyarkat luas jadi tidak heran kalau pelajar SMA lebih tau
banyak menggnakan bahasa moderenisasi.
Dalam
berkomunikasi pelajar sering juga menggunakan bahasa isarat dan bahasa tubuh
tetapi yang lebih di di gunakan bahasa isarat misalnya ketika perempuan berdiam
diri dan tidak mau bicara itu tandanya perempuan itu sedang ada masalah/lagi
sedih, Laki-laki dengan mata merah dan wajah yang penuh emosi itu pertanda
kalau ia sedang marah dan meunjukkan kemurkaannya. Dengan kata lain bahasa
Indonesia arus lebih di utamakan karena kalau tidak bahasa Indonesia lama
kelaman akan tidak dipakai dan hilang keasliannya sebagai bahasa Indonesia.
Upaya
yang harus dlakukan oleh remaja untuk menjadikan bahasa Indonesia melekat dalam
kehidupan remaja Indonesia yang baik ialah : Remaja Indonesia harus belajar
mencintai bahasa Indonesia Bahasa Indonesia harus di ucapkan secara baik dan
benar tidak ditambah tambahkan Bahasa Indonesia di gunakan sebagai sarana untuk
memudahkan bahasa asing. Bahasa Indonesia lebih dicintai dan digemari daripada
bahsa lainnya Remaja Indonesia harus lebih tekun dalam mempelajari bahasanya.
F. Manfaat
Bahasa Indonesia
1.
Mempermudah dalam komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman
dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat
kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan
tertentu, kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan
yang dapat diterima oleh orang lain, kita ingin membuat orang lain yakin
terhadap pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi,
kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca
atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita. Pada saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain
kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang
lain atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa
yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan
tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti
oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan
kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma,
dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata
griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa
keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.
2.
Mempermudah kita untuk berintegrasi dan
beradaptasi secara social,
Bahasa
disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian
dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang
lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien
melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap
orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya,
serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh
mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya.
Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan
masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5). Cara berbahasa tertentu selain berfungsi
sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi
sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan
memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang
kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda.
Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang-orang yang kita hormati.
G. Kesimpulan
Bahasa Indonesia yang baik adalah
bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan
memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya. Cara
menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang
disempurnakan. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah
dalam beradaptasi di lingkungan bermasyarakat.
Credit By : http://novaph-inspiration.blogspot.com/2016/03/katapengantar-segala-puji-dan-syukur.html
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S, 1985,
Cakrawala Bahasa Indonesia I, Gramedia, Jakarta.
Charli, Lie. 1999.
Bahasa Indonesia yang Baik dan Gimana Gitu….Jakarta: Gramedia Pustaka
http://tunas63.wordpress.com/2008/10/26/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/
http://david-laisina.blogspot.com/2010/10/contoh-fungsi-bahasa-sebagai-alat.html
http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/contoh-menggunakan-bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar/
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment