Strategi dan Perencanaan Pengembangan Keagamaan Pada Anak Usia Dini

  A.       Strategi Pengembangan Keagamaan Pada PAUD 1.        Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT Diantara cara membimbing anak menuju akidah yang benar adalah dengan mendidik mereka untuk mencintai Allah. Pendidikan ini harus diberikan sejak   ini. Pada saat tersebut, mulailah mereka diperkenalkan kepada makhluk-makhluk Allah (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) yang terdekat disekitar mereka.   Selain itu, juga perlu diupayakan adanya keterikatan antara mereka dengan yang   telah menciptakannya, pemilik keagungan, pemberi nikmat, dan maha dermawan.   Dengan bentuk seperti ini anak pasti akan mencintai Allah (Rajih, 2008: 87-88) Rasa cinta kepada Allah beserta seluruh ciptaannya dapat diperkenalkan pada anak usia dini melalui pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik tersebut akan mengenalkan akan pada makhluk ciptaan Allah sekaligus mengenalkan anak untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan proses mengamati. Menciptakan rasa cinta kepada Allah juga diikuti oleh men

Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

 

Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

A.    Latar Belakang

Hampir setiap saat kita sering mendengar anjuran “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.” Bahkan sebagai seorang guru, sering pula mengingatkan siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Apakah istilah bahasa yang baik dan benar memang sudah dipahami maksudnya? Ataukah ada bahasa yang baik dan ada bahasa yang benar ataukah bahasa yang baik adalah bahasa yang benar? Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa.

Ada pun berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul.

Jadi, terkadang kita menggunakan bahasa bahasa yang baik, artinya tepat, tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, terkadang pula mungkin kita menggunakan bahasa yang benar yang penerapannya tidak baik karena situasi mensyaratkan ragam bahasa yang baku. Maka anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “ bahasa Indonesia yang baik dan benar”, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran (Depdikbud, 1988).

 

B.     Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :

Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?

Apa yang kamu lakukan tadi?

Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa

Pak guru    : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?

Rino          : sudah saya kerjakan pak.

Pak guru    : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.

Rino          : Terima kasih Pak

Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial

 

Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :

Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.

Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan  bahasa yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

 

Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini.

 

Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?

Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?

 

Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, Berikut kalimat yang lebih tepat.

 

Berapa nih, Bu, tauge nya?

Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?

Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul

 

Bahasa Indonesia (Formal)

Bahasa Gaul (informal)

Aku, Saya

Gue

Kamu

Elo

Di masa depan

kapan-kapan

Apakah benar?

Emangnya bener?

Tidak

Gak

Tidak Peduli

Emang gue pikirin!

 

 

 

Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku  dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami,  bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh pada: “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.

Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca

 

C.     Pemakaian Kata dan Kalimat

Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicaraan (seperti: sesuai dengan lawan bicara, topik pembicaraan, ragam pembicaraan, dsb.). Kata yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan (yakni: EYD). Kalimat yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus:

1.      Mudah dipahami oleh orang lain,

2.      Memenuhi unsur penting kalimat (minimal ada subjek dan predikat, terutama untuk ragam tulis),

3.      Menggunakan kata yang tepat dan serasi,

4.      Gramatikal (seperti: menggunakan pungtuasi dan kata yang baku, menggunakan struktur yang benar, frasa selalu D-M, menggunakan kata yang morfologis, menggunakan kata yang sesuai dengan fungsinya/kedudukannya),

5.      Rasional (yakni, menggunakan gagasan yang dapat dicerna oleh akal sehat),

6.      Efisien (menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak boleh  berlebihan),

7.      Tidak ambigu (tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan).

 

D.    Pemakaian Paragraf dalam Bahasa Indonesia

Paragraf yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah paragraf yang baik. Paragraf ini harus:

1.      Mempunyai satu pikiran utama,

2.      Mempunyai koherensi yang baik (hubungan antar unsurnya sangat erat) dan semua unsurnya tersusun secara sistematis, serta

3.      Menggunakan kalimat yang efektif.

 

E.     Penggunanan Bahasa Dikalangan Pelajar

Penggunan bahasa di kalangan pelajar SD justru sangat sopan dan sangat jelas tutur katanya walupun masi acak-acakan penempatan bahasa mungkin karena belum terpengarauh bahasa moderenisasi. Mungkin ketika mereka beranjak kelas 5 dan kelas 6 mulai terlihat bahasa yang aneh dan mulai memakai kata-kata yang tidak sopan misalya gue dan elu.Mungkin disebabkan oleh pengaruh lingkungan tempat tinggal mereka,umumnya mereka menyerap perkataan orang-orang yang dia lihat maupun mendengar perkatan di televisi karena sekarang banyak acara-acara televisi yang memasukkan bahasa-bahasa gaul di dalamnya dan mengikuti tren masa kini.

Perkembang bahasa dikalangan pelajar SD akan terus berkebang sesuai jaman dan tidak pernah hilang karna zaman terus berkembang dan bahasa pun ikut perkembang. Penggunaan bahasa justru sangat memprihatinkan banyak bahasa yang tertinggal padahal banyak bahasa Indonesia yang beraneka ragam seperti bahasa Sunda,Jawa,Madura dll yang kita kenal justru bahasa yang kita kenal makin tertinggal atau malah sudah tidak digunakan lagi. Salah satu Tulisan bahasa jawa: Bahasa gaul yang kini meluas di kalangan pelajar sungguh sangat memperihatinkan karena sudah tidak mengenal kesopanan dalam bertutur kata salah satu yang digemari bahasa gaul yang di ucapkan oleh pelajar ataupun anak muda jaman sekarang ialah

“pede aja lagi”

“ so what gitu lo”

“cape dec”

Ataupun dalam berbicara atau bertutur kata dengan seseorang anak muda dan pelajar menggunakan bahasa gaul sebagai pola hidup yang wajar di ucapkan walaupun kata-katanya tidak baku. Misalanya pede aja lagi:

“pede aja lagi kitakan masih muda”

“kalau kita sudah benar pede aje”

Atau pun cape dec!

 “kita gak jadi pergi cape dec”

“elu salah coy cape dec”

Istilah lain dalam penggunaan:

“cantik = kece”

       “dia = doski”

       “sahabat = doski”

       “mati = koit”

Ataupun dalam bahasa inggris:

       “sory = sori”

       “comment = komen”

       “top = ngetop”

       “swear = suer”

       “gang = geng”

Ungkapan kata-kata diatas mungkin salah satu kata moderenisasi yang di buat oleh anak muda dan masyarakat. Beda halnya dengan anak Sekolah Menengah Atas yang menggunakan bahasa Indonesia dengan mecampur adukan bahasa gaul dan bahasa inggris,karna di masa-masa SMA para remaja mulai memasuki kehidupan yang lebih dewasa dan akan membaur oleh masyarkat luas jadi tidak heran kalau pelajar SMA lebih tau banyak menggnakan bahasa moderenisasi.

Dalam berkomunikasi pelajar sering juga menggunakan bahasa isarat dan bahasa tubuh tetapi yang lebih di di gunakan bahasa isarat misalnya ketika perempuan berdiam diri dan tidak mau bicara itu tandanya perempuan itu sedang ada masalah/lagi sedih, Laki-laki dengan mata merah dan wajah yang penuh emosi itu pertanda kalau ia sedang marah dan meunjukkan kemurkaannya. Dengan kata lain bahasa Indonesia arus lebih di utamakan karena kalau tidak bahasa Indonesia lama kelaman akan tidak dipakai dan hilang keasliannya sebagai bahasa Indonesia.

Upaya yang harus dlakukan oleh remaja untuk menjadikan bahasa Indonesia melekat dalam kehidupan remaja Indonesia yang baik ialah : Remaja Indonesia harus belajar mencintai bahasa Indonesia Bahasa Indonesia harus di ucapkan secara baik dan benar tidak ditambah tambahkan Bahasa Indonesia di gunakan sebagai sarana untuk memudahkan bahasa asing. Bahasa Indonesia lebih dicintai dan digemari daripada bahsa lainnya Remaja Indonesia harus lebih tekun dalam mempelajari bahasanya.

F.      Manfaat Bahasa Indonesia

1.      Mempermudah dalam komunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu, kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.

2.      Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social,

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5). Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang-orang yang kita hormati.

 

G.    Kesimpulan

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam beradaptasi di lingkungan bermasyarakat.

Credit By : http://novaph-inspiration.blogspot.com/2016/03/katapengantar-segala-puji-dan-syukur.html

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S, 1985, Cakrawala Bahasa Indonesia I, Gramedia, Jakarta.

Charli, Lie. 1999. Bahasa Indonesia yang Baik dan Gimana Gitu….Jakarta: Gramedia Pustaka

http://tunas63.wordpress.com/2008/10/26/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/

http://david-laisina.blogspot.com/2010/10/contoh-fungsi-bahasa-sebagai-alat.html

http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/contoh-menggunakan-bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar/

Comments

Popular posts from this blog

ALIRAN NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

ORGANISASI PENDIDIKAN : JENIS DAN STRATEGI PENGUATAN

IPTEK dan Seni Dalam Pandangan Islam